Janda korban bom, Ni Nyoman Rencini berdoa di Monumen Bom Bali, Legian, Kuta, Bali, Selasa (9/10). ANTARA/Nyoman Budhiana
TEMPO.CO, Denpasar - Pengamanan ketat bakal diterapkan dalam peringatan 10 tahun Bom Bali I yang akan dilakukan di Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada Jumat, 12 Oktober 2012.
Dalam apel di Markas Besar Brimob Denpasar, polisi menyatakan, mendapat ancaman ledakan bom pada saat peringatan itu berlangsung. "Dari informasi yang kami kumpulkan, ada indikasi gerakan tertentu yang mengarah pada orang penting yang akan hadir di acara tersebut," kata Wakil Kepala Kepolisian Daerah Bali, Brigadir Jenderal Ketut Untung Yoga Ana, Rabu, 10 Oktober 2012.
Salah satu tamu dengan kategori VVIP yang dijadwalkan hadir pada peringatan 10 tahun tragedi Bom Bali I itu adalah Perdana Menteri Australia Julia Gillard. Acara tersebut juga akan dihadiri 4.000 orang, yang terdiri dari pejabat Australia, Kementerian Luar Negeri Indonesia, dan keluarga korban Bom Bali I.
Sejumlah indikasi yang menyiratkan adanya ancaman bom pada peringatan tersebut, misalnya, aparat kepolisian mencium gerak-gerik mencurigakan di sekitar lokasi peringatan. "Pokoknya ada (ancaman itu), dan sudah kami antisipasi," kata Yoga Ana.
Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, polisi akan mensterilkan wilayah sekitar GWK sehari sebelum acara. Selain delegasi dan undangan resmi, tidak ada yang boleh masuk ke lokasi.
Guna memastikan keamanan, Polda Bali mengerahkan 1.003 personelnya dengan tambahan 118 personel dari Mabes Polri. Adapun TNI turut menyiagakan seribu anggotanya. Polisi adat atau pecalang juga diterjunkan untuk mengamankan wilayah sekitar.
Polisi juga menyiagakan tim penembak jitu yang menggunakan peralatan pendeteksi senjata api, bahan peledak, dan bom.
Peringatan 10 tahun Bom Bali kali ini adalah yang terakhir yang mendapat bantuan dari pemerintah Australia.