Dukung KPK atau Polisi?

Reporter

Minggu, 7 Oktober 2012 12:39 WIB

Warga memberikan tanda tangan diatas kain putih sebagai bentuk dukungan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Pengibur, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (7/10). TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Surakarta - Konflik dua lembaga penegak hukum di Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian RI, yang sama-sama menangani kasus dugaan korupsi di Korps Lalu Lintas Polri, memantik reaksi masyarakat di Solo. Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta menggelar voting untuk menentukan mana yang lebih didukung masyarakat, KPK atau Polri.

Dua buah kardus kosong disiapkan. Satunya bertulisan KPK dan kardus lainnya polisi. Dua orang berdiri di belakang kardus, sebagai simbol dari masing-masing penegak hukum tersebut. Sebagian peserta aksi menawarkan selarik kertas kosong kepada masyarakat yang melintas di Jalan Slamet Riyadi. Masyarakat diminta memilih KPK atau polisi dan memasukkannya ke kardus yang sesuai.

Setelah sekitar 1,5 jam menggelar penggalangan suara sejak pukul 07.00, diperoleh hasil bahwa 137 orang mendukung Komisi Antikorupsi. Sementara yang memilih mendukung Polri hanya empat orang. "Itu pun dengan syarat polisi yang didukung adalah polisi yang jujur," ucap koordinator aksi penggalangan suara Daud Nugrahto, Ahad, 7 Oktober 2012.

Hasil penggalangan suara membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat mendukung KPK. Masyarakat tidak ingin ada pelemahan KPK, salah satu caranya dengan menarik penyidik kepolisian yang bertugas di KPK. "Masyarakat Solo ternyata sangat mendukung KPK sebagai garda terdepan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia," katanya.

Salah seorang warga, Aldi Dewanto, memilih KPK karena percaya hanya KPK yang bisa diandalkan untuk memberantas korupsi di Indonesia. Dia mengaku sudah tidak percaya lagi pada kinerja aparat kepolisian. "Seperti dalam kasus korupsi di Polri, saya ragu akan selesai. Pasti ada rasa sungkan dari penyidik kepolisian untuk memeriksa atasannya," ucapnya.

Apalagi sikap polisi yang menolak memperpanjang masa tugas penyidik polisi di KPK, hanya akan membuat penyidikan perkara korupsi di KPK tersendat. "Ujungnya, para koruptor yang bersorak gembira dan masyarakat yang sengsara," dia mengeluh.

Daud mengatakan hasil pemungutan suara akan dikirim ke kantor KPK di Jakarta. Selain itu, spanduk berisi 1.000 tanda tangan dukungan untuk KPK juga ikut dikirim.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita lain:

Presiden Akan Beri Pernyataan Soal Simulator SIM

Polisi Berdalih Korban Novel Baru Menuntut

Djoko Suyanto Siap Pertemukan KPK-Polisi

Novel: Saya Sudah Menyangka Bakal Dikriminalisasi

Infografis: Yang Tersandung Simulator

Infografis: Lima Keganjilan Langkah Polisi

Berita terkait

Polri Akui Ada Kendala Identifikasi Teror Bom Pimpinan KPK

14 Januari 2019

Polri Akui Ada Kendala Identifikasi Teror Bom Pimpinan KPK

Polisi mengakui menemukan kendala dalam mengidentifikasi bom molotov dan bom palsu di rumah pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Laode M Syarif.

Baca Selengkapnya

Idul Fitri, Novel Baswedan Salat Id di Masjid Dekat Rumah Sakit

25 Juni 2017

Idul Fitri, Novel Baswedan Salat Id di Masjid Dekat Rumah Sakit

Karena kondisi matanya belum pulih, Novel Baswedan hanya bisa merayakan Idul Fitri di rumah sakit di Singapura.

Baca Selengkapnya

Alasan Polisi Belum Bisa Mengungkap Penyerang Novel Baswedan

19 Mei 2017

Alasan Polisi Belum Bisa Mengungkap Penyerang Novel Baswedan

Polda Metro Jaya membantah bekerja lambat dalam mengungkap kasus serangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Baca Selengkapnya

Kapolda Metro: Serangan ke Novel Sangat Terencana, Digambar Dulu  

26 April 2017

Kapolda Metro: Serangan ke Novel Sangat Terencana, Digambar Dulu  

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan serangan kepada Novel Baswedan sangat terencana dengan baik.

Baca Selengkapnya

2 Orang yang Difoto Dekat Rumah Novel Ternyata Informan Polisi

24 April 2017

2 Orang yang Difoto Dekat Rumah Novel Ternyata Informan Polisi

Dua orang yang difoto dekat rumah Novel Baswedan berprofesi sebagai debt collector sekaligus jadi informan polisi untuk kasus pencurian motor.

Baca Selengkapnya

Polisi Periksa Terduga Pelaku Serangan ke Novel Baswedan

21 April 2017

Polisi Periksa Terduga Pelaku Serangan ke Novel Baswedan

Polisi tengah memeriksa seorang yang diduga pelaku penyiram air keras pada Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Baca Selengkapnya

Tiga Regu Khusus Ini Selidiki Teror Air Keras terhadap Novel Baswedan  

13 April 2017

Tiga Regu Khusus Ini Selidiki Teror Air Keras terhadap Novel Baswedan  

Polda Metro Jaya membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.

Baca Selengkapnya

Teror Tak Lumpuhkan Novel dan KPK

13 April 2017

Teror Tak Lumpuhkan Novel dan KPK

Air keras disiramkan ke wajah Novel Baswedan. Patut diduga, otak pelakunya berkeinginan agar Novel roboh dan KPK rapuh. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Novel Baswedan adalah ikon di KPK. Karena itu, menyerang Novel berarti pula menggempur KPK.

Baca Selengkapnya

Kapolda: Jangan Blunder Lama Ungkap Serangan ke Novel Baswedan

12 April 2017

Kapolda: Jangan Blunder Lama Ungkap Serangan ke Novel Baswedan

Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan meminta seluruh jajarannya untuk bekerja maksimal mengungkap kasus serangan terhadap Novel Baswedan.

Baca Selengkapnya

Serangan ke Novel Baswedan, Kapolda Metro: Ada yang Menyuruh

12 April 2017

Serangan ke Novel Baswedan, Kapolda Metro: Ada yang Menyuruh

"Tentu ada motif. Ada pelaku di lapangan yang menyiram tentu ada yang menyuruh. Tidak mungkin berdiri sendiri," ucap Iriawan.

Baca Selengkapnya