Anwar Congo Berdansa Cha-cha Lupakan Masa Lalu

Reporter

Senin, 1 Oktober 2012 13:13 WIB

Anwar Conggo. TEMPO/Soetana Monang Hasibuan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama tujuh tahun, sutradara film The Act of Killing, Joshua Oppenheimer, mengenal dan bekerja sama dengan Anwar Congo. Ada satu hal yang tak bisa dilupakannya tentang tokoh utama film tersebut.

"Membunuh, bagi Anwar, adalah sebuah akting. Ketika dia berdansa cha-cha di lantai atas bekas kantornya, hal itu kelihatannya menjadi simbol impunitas yang dinikmatinya," kata dia dalam sebuah wawancara dengan majalah Tempo edisi 1 Oktober 2012.

Anwar melakukan peragaan ulang pembunuhan yang pernah dilakukannya puluhan tahun silam. Menurut Oppenheimer, ini sesungguhnya hal sulit bagi dia, kru film, dan penonton. Salah satu gerakannya adalah saat ia menunjukkan keahliannya berdansa. Preman bioskop di Medan itu menari di tempat ratusan orang yang dibunuhnya sendiri.

"Anwar kepada saya menjelaskan bahwa ia belajar dansa karena ingin melupakan apa yang terjadi," ujar lulusan Harvard University ini.

Selama proses pembuatan film, Oppenheimer mengaku sering tak bisa tidur. Kalaupun bisa, kadang ia mengalami mimpi buruk. "Peragaan itu bukan hanya peragaan ulang, itu benar terjadi," kata dia.

Pria asal Texas, Amerika ini juga sadar betul jika yang dialaminya menimpa para krunya. Bahkan, itu mungkin terasa lebih sulit, mengingat mereka adalah orang asli Indonesia, berbeda dengan dirinya.

"Pasti lebih berat. Mereka membawa pulang ke rumah sebuah pengetahuan bahwa di sekeliling mereka bercokol orang-orang seperti Anwar dan kawan-kawan Anwar, yang bahkan sampai hari ini beberapa ada di posisi terpenting dalam struktur kekuasaan," ujarnya.

Joshua Oppenheimer, sutradara dari Amerika Serikat, membuat film dokumenter The Act of Killing (Jagal). Film yang diputar di Festival Film Toronto pada September lalu ini menceritakan pengakuan seorang tukang catut karcis bioskop di Medan, Anwar Congo, yang membantai orang-orang Partai Komunis Indonesia di Medan sepanjang 1965-1966. Selengkapnya, baca majalah Tempo 1 Oktober 2012.

TIM TEMPO

Baca juga:

Edisi Khusus Film Pengkhianatan G 30 S/PKI
G30S, Soekarno Bersembunyi di Halim dan Bogor
Cerita Anak Jenderal D.I. Panjaitan Soal G30S/PKI
Film Pengkhianatan G30S/PKI, Propaganda Berhasilkah?

Saat G30S, Bung Karno Teradang Kepungan Tentara

Kekuatan Film Pengkhianatan G30S/PKI Luar Biasa

Berita terkait

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.

Baca Selengkapnya

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.

Baca Selengkapnya

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.

Baca Selengkapnya

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.

Baca Selengkapnya

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

26 September 2022

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

G30S menjadi salah satu peristiwa kelam perjalanan bangsa ini. Berikut situasi-situasi menjadi penyebab peristiwa itu, termasuk dampak setelah G30S.

Baca Selengkapnya

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

11 Juli 2022

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

RKUHP juga menyebut penyebaran ideologi komunisme atau marxisme-leninisme juga diancam penjara, kecuali belajar untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

1 Juni 2022

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

Pemerintah belakangan menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional. Sejak kapan hal tersebut berlaku?

Baca Selengkapnya