PKS Minta Audit Kinerja BPK Tidak Tebang Pilih  

Jumat, 28 September 2012 13:06 WIB

Hidayat Nurwahid berorasi di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, 12-8, 2012. Demostrasi tersebut menuntut diselesaikannya kekerasan terhadap umat muslim Rohingnya di Myanmar dan Syiria. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid, menyayangkan rencana Komisi Hukum DPR untuk melakukan audit kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi. Apalagi wacana audit itu justru muncul pada saat DPR mendapat sorotan publik akibat rencana merevisi Undang-Undang KPK. "Ini menjadi kontroversial karena DPR terkesan tebang pilih," kata Hidayat di ruang kerjanya, Jumat, 28 September 2012.

Menurut Hidayat, sebenarnya audit kinerja yang diminta komisi terhadap kementerian atau lembaga negara adalah hal yang wajar. Namun, seharusnya diprioritaskan pada lembaga yang belum memperoleh penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP). Kewenangan DPR untuk melakukan kontrol terhadap kinerja pemerintah pun seharusnya dilakukan untuk semua lembaga.

Meskipun menyayangkan, Hidayat mengatakan, KPK dan BPK harus tetap kooperatif dan melaksanakan rekomendasi DPR. Dia berharap hasil audit kinerja justru digunakan Komisi Hukum untuk memperkuat kinerja KPK. Apalagi saat ini KPK tengah melakukan penyidikan terhadap kasus-kasus besar, seperti simulator SIM, Hambalang, Wisma Atlet, dan Century.

Hidayat mengakui saat ini ada upaya-upaya untuk melemahkan KPK dari DPR. Pelemahan ini dilakukan melalui berbagai manuver, seperti revisi Undang-Undang KPK dan audit kinerja. "Kami dengan tegas akan menolak segala bentuk manuver untuk melemahkan KPK."

Sebelumnya Komisi Hukum DPR mengaku meminta Badan Pemeriksa Keuangan mengaudit kinerja KPK. Ketua Komisi Hukum DPR, Gede Pasek Suardika, mengatakan selain audit kinerja KPK, komisi juga akan meminta audit kinerja lembaga hukum lainnya. "Kami ingin membangun tradisi baru," kata Pasek.

Menurut politikus Demokrat ini, audit kinerja diperlukan untuk mempertajam kesesuaian penggunaan anggaran dan kinerja KPK. Audit ini pun tidak hanya akan dilakukan untuk KPK saja, tetapi untuk semua kementerian dan lembaga yang menjadi wilayah tugas Komisi Hukum.

IRA GUSLINA SUFA

Berita Terpopuler:
Jokowi Pangkas 52 Persen Anggaran Pelantikan

Remaja Pembacok Alawy Tertangkap di Yogyakarta

Ayah FR Pengusaha di Bali

Tersangka Pembunuh Alawy Ternyata Anak Kos-kosan

Bekas Bos BNN Singapura Paksa Wanita Ini Oral Seks

Berita terkait

Caleg Lolos Dapil Neraka DKI II: Once hingga Uya Kuya Kalahkan Masinton dan Eriko Sotarduga

41 hari lalu

Caleg Lolos Dapil Neraka DKI II: Once hingga Uya Kuya Kalahkan Masinton dan Eriko Sotarduga

Penyanyi Once Mekel, berhasil lolos ke DPR RI melalui Dapil DKI Jakarta II mengalahkan caleg petahana seperti Masinton Pasaribu dan Eriko Sotarduga.

Baca Selengkapnya

Unggul Perolehan Suara di DPR dan DPRD Jakarta, PKS: Alhamdulillah

49 hari lalu

Unggul Perolehan Suara di DPR dan DPRD Jakarta, PKS: Alhamdulillah

PKS DKI Jakarta mengucapkan terima kasih kepada warga Jakarta usai unggul dalam perolehan suara Pemilu DPR dan DPRD.

Baca Selengkapnya

PKS Tunggu Hasil Majelis Syura untuk Tentukan Figur di Pilkada DKI Jakarta

49 hari lalu

PKS Tunggu Hasil Majelis Syura untuk Tentukan Figur di Pilkada DKI Jakarta

Putusan Majelis Syura bakal menjadi acuan PKS dalam mengusung calon Gubernur di Pilkada DKI 2024. Nama Anies, Hidayat Nur Wahid dan Mardani potensial.

Baca Selengkapnya

MK Putuskan Penurunan Ambang Batas Parlemen, HNW: Harus Diberlakukan Juga untuk Presidential Threshold

56 hari lalu

MK Putuskan Penurunan Ambang Batas Parlemen, HNW: Harus Diberlakukan Juga untuk Presidential Threshold

Ambang batas parlemen diputuskan MK pekan ini, apa itu sebenarnya dan apa dasar aturannya? Bagaimana tanggapan Hidyat Nur Wahid?

Baca Selengkapnya

Buntut Putusan MK Soal Ambang Batas Parlemen, Ada yang Minta Presidential Threshold Dikoreksi

58 hari lalu

Buntut Putusan MK Soal Ambang Batas Parlemen, Ada yang Minta Presidential Threshold Dikoreksi

Hidayat Nur Wahid mengatakan MK perlu memerintahkan DPR dan pemerintah mengoreksi presidential threshold sebelum Pemilu 2029.

Baca Selengkapnya

KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?

59 hari lalu

KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?

Wacana Menteri Agama yang akan merubah KUA sebagai tempat nikah bagi semua agama menuai beberapa pendapat yang mendukung dan menolaknya dari berbagai tokoh.

Baca Selengkapnya

Menteri Agama Yaqut Rencanakan KUA untuk Pernikahan Semua Agama, Pahami 10 Tugas Pokok Kantor Urusan Agama

1 Maret 2024

Menteri Agama Yaqut Rencanakan KUA untuk Pernikahan Semua Agama, Pahami 10 Tugas Pokok Kantor Urusan Agama

Menteri Agama Yaqut punya rencana jadikan KUA untuk pernikahan semua agama. Patut pahami kembali 10 tugas pokok Kantor Urusan Agama.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra Rencana Menag Yaqut Cholil Qoumas Soal KUA untuk Pernikahan Semua Agama

27 Februari 2024

Pro-Kontra Rencana Menag Yaqut Cholil Qoumas Soal KUA untuk Pernikahan Semua Agama

Perdebatan rancangan KUA untuk pernikahan semua agama yang diajukan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Ini pro dan kontra.

Baca Selengkapnya

KUA untuk Semua Agama, Hidayat Nur Wahid: Jadi Beban Psikologis Umat Non-Muslim

26 Februari 2024

KUA untuk Semua Agama, Hidayat Nur Wahid: Jadi Beban Psikologis Umat Non-Muslim

Usulan KUA untuk semua agama akan memberatkan warga non-Muslim yang akan menikah, karena KUA identik dengan warga beragama Islam.

Baca Selengkapnya

RUU DKJ Sebut Gubernur Ditunjuk Presiden, Tito Karnavian hingga Anies Baswedan Menolak

8 Desember 2023

RUU DKJ Sebut Gubernur Ditunjuk Presiden, Tito Karnavian hingga Anies Baswedan Menolak

RUU DKJ menyebutkan bahwa Gubernur ditunjuk Presiden tal melalui Pilkada seperti biasanya. Tito Karnavian hingga Anies Baswedan menolak.

Baca Selengkapnya