Kebakaran Hutan di Lereng Arjuna Meluas

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 26 September 2012 04:31 WIB

Api melalap pepohonan area hutan di sebuah bukit di Desa Klatakan, Kendit, Situbondo, Jatim, (25/7). Kebakaran yang melanda sejumlah area hutan tersebut disebabkan gesekan ranting kering akibat musim kemarau. ANTARA/Eric Ireng

TEMPO.CO , Pasuruan: Kebakaran hutan di lereng Gunung Arjuna dan Welirang meluas serta merembet ke kawasan Kabupaten Malang. Sebelumnya, kebakaran hutan hanya terjadi di wilayah Kabupaten Pasuruan. Awalnya, kebakaran melanda kawasan Taman Hutan Rakyat Raden Soerjo, kini merembet ke hutan industri yang dikelola Perusahaan Umum Perhutani.

"Angin kencang, api sulit dikendalikan," kata Kepala Seksi Pasuruan, Taman Hutan Rakyat Raden Soerjo, Gatot Sundoro, Selasa, 25 September 2012. Total seluas 800 hektare hutan terbakar, 250 hektare hutan yang dikelola Perusahaan Umum Perhutani, dan selebihnya berada di kawasan Taman Hutan Rakyat. Berbagai upaya dilakukan untuk memadamkan api. Petugas Taman Hutan Rakyat bersama relawan dan warga sekitar hutan di Prigen Kabupaten Pasuruan bergotong royong memadamkan api.

Warga menggunakan alat seadanya menuju lokasi kebakaran untuk memadamkan api. Petugas kesulitan memadakan api karena tak bisa menjangkau lokasi. Selain jauh, medan berat jalan setapak dan lokasinya di jurang. Kemiringan tanah mencapai 60 hingga 90 derajat. Namun, api sulit dikendalikan dan terus membesar. Selama dua bulan terakhir, sudah terjadi 20 kali kebakaran.

Kebakaran diduga disebabkan perburuan liar, pelaku membakar hutan agar satwa turun dan mudah ditembak atau dijebak. Selain itu, juga pembukaan lahan di kawasan konservasi sehingga menyebabkan hutan berupa savana dan vegetasi alami terbakar. Gatot berharap aktivitas warga di kawasan hutan dibatasi. Khusus untuk penelitian dan kegiatan pendidikan.

Sedangkan pendakian dan aktivitas lain yang membahayakan kawasan agar dikendalikan.

Kawasan Taman Hutan Rakyat ditumbuhi aneka vegetasi meliputi tanaman endemik Jawa, seperti Pasang, Nyampuh, Sumbung, Gempur Gunung, dan Manisrejo. Taman seluas 28 ribu hektare ini meliputi wilayah Mojokerto, Malang, Jombang, Pasuruan, dan Batu.

Sekretaris Gabungan Kelompok Tani Taman Hutan Rakyat Alam Lestari, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, MH Dardiri, menjelaskan sekitar 200 warga membantu memadamkan api. Namun, angin kencang menyebabkan api membesar dan sulit dikenalikan. "Api menjulang hingga 7 meter," katanya.

Pemadaman api menggunakan peralatan sederhana dan membuat sekat api untuk pemadaman. Para relawan, kata dia, akhirnya menyerah dan memilih kembali ke kampung. Pemadaman api bakal dilanjutkan kembali hari ini.

EKO WIDIANTO



Terpopuler:
Teroris Aceh Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara

Tekan Kematian Bayi, Kemampuan Paraji Ditingkatkan

Seluruh Ijazah Guru di Banten Akan Diperiksa Ulang

Pembina Pramuka Harus Bersertifikat

Iklan Rokok di Kawasan Pendidikan Diprotes

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

46 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya