Beli Apache, Pemerintah Dinilai Langgar Kontrak  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 24 September 2012 17:01 WIB

Helikopter Apache. military-today.com

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pertahanan DPR RI menilai pemerintah melanggar kesepakatan dengan PT Dirgantara Indonesia jika jadi membeli delapan unit helikopter Apache asal Amerika Serikat. Pasalnya, Kementerian Pertahanan saat ini sudah terikat kontrak dengan perusahaan pelat merah itu.

"Sudah sepakat terkait pengadaan delapan unit heli serang dan 16 unit heli serbu dari PT DI," ujar Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tubagus Hasanudin saat dihubungi Tempo, Senin, 24 September 2012. Nilai kontrak untuk dua kegiatan pengadaan tersebut, kata Hasanudin, mencapai US$ 90 juta dan US$ 170 juta.

DPR mengaku tidak tahu-menahu adanya rencana pembelian delapan unit heli serbu AH 64 D Apache buatan Boeing itu. "Selama ini, Menteri Pertahanan tidak ada koordinasi terkait ini (pembelian Apache)," ujarnya.

Untuk itu, DPR mengaku tak mengetahui pasti apakah pembelian ini bisa dilaksanakan atau tidak. "Kami juga tak mengerti karena mendadak," kata Hasanudin.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia akan membeli delapan helikopter Apache dari Amerika Serikat. Rencana penjualan delapan unit AH-64D Longbow Apache ini juga sudah diberitahukan oleh Presiden Barack Obama pada Kongres Amerika, kata Hillary, Kamis lalu, 20 September 2012.

"Kongres sudah diberi tahu mengenai perjanjian penjualan ini," kata Clinton seusai pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa, seperti dikutip dari Reuters.

Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana Agus Suhartono mengakui bahwa pembelian helikopter serbu memang telah diagendakan TNI Angkatan Darat sesuai dengan kebutuhan dalam pembangunan MEF Minimum Essential Force). "Heli serbu itu bermacam-macam. Ada Apache, ada Black Hawk, dan negara-negara lain juga mengeluarkan (jenis heli ini)," katanya.

Hingga kini, pembelian helikopter serbu tersebut sedang dikaji oleh TNI AD untuk mengetahui pilihan terbaik bagi mereka. "Apakah Apache atau Black Hawk, saya serahkan sepenuhnya kepada TNI Angkatan Darat untuk mengkaji dan menentukan pilihannya," ujar dia. Kendati begitu, ia mengakui, helikopter jenis tersebut diperlukan oleh TNI AD karena memiliki banyak kegunaan.

Kepala Dinas TNI AD Brigadir Jenderal Sisriadi mengamini pernyataan Agus. "Sesuai dengan pernyataan Panglima TNI, ya, kami memang butuh," ujarnya.

Namun Sisriadi enggan memerinci sejauh apa proses pengadaan helikopter serbu itu sudah dilakukan. Dia mengaku akan kembali mengecek detail pengadaan alutsista itu.

SUBKHAN

Berita lain:
AS Jual 8 Helikopter Apache ke Indonesia
Rencana Pembelian Helikopter Apache Belum Deal
Rasanya Duduk di Apache dan Menginjak Pedal F-16
Menteri Pertahanan: Proyek Beli Alutsista Banyak

Demokrat Setuju Pembelian Leopard

Panglima TNI: Belanja Alutsista Untuk Masyarakat

Berita terkait

Apa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?

8 Januari 2024

Apa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?

Alutsista menjadi kata yang sering diucapkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat capres Pemilu 2024 di Istora Senayan pada Ahad, 7 Januari.

Baca Selengkapnya

SETARA Institute Sesalkan Isu Krusial Reformasi TNI hingga Papua Tak Disinggung di Debat Capres

8 Januari 2024

SETARA Institute Sesalkan Isu Krusial Reformasi TNI hingga Papua Tak Disinggung di Debat Capres

Salah satu isu krusial yang tak dibahas, perluasan penempatan TNI pada jabatan sipil, terutama jabatan sipil di luar ketentuan Pasal 47 ayat 2 UU TNI

Baca Selengkapnya

Ganjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?

6 Januari 2024

Ganjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?

Menjelang debat capres kedua, Ganjar Pranowo menyoroti isu-isu penting seperti alat utama sistem senjata atau alutsista.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun

12 Desember 2023

4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut beberapa alutsista udara menjadi prioritas belanja Kementerian Pertahanan di anggaran 2024.

Baca Selengkapnya

Peringkat Militer Dunia: Kekuatan Militer Indonesia Urutan Ke-13

27 Juli 2023

Peringkat Militer Dunia: Kekuatan Militer Indonesia Urutan Ke-13

Kekuatan militer Indonesia yang meliputi personel, alutsista, dan Industri pertahanan via PT Pindad berada di urutan ke-13 di Dunia.

Baca Selengkapnya

Wiranto Kagumi Pesawat Nir-awak Drone CH4

12 September 2019

Wiranto Kagumi Pesawat Nir-awak Drone CH4

Drone CH4 masuk dalam pengadaan pada rencana strategis (Renstra) TNI Tahap II.

Baca Selengkapnya

Tambah Alutsista, TNI Terima Sembilan Pesawat Baru dari PT DI

10 Januari 2018

Tambah Alutsista, TNI Terima Sembilan Pesawat Baru dari PT DI

TNI juga memesan sembilan alutsista lainnya yakni pesawat Cassa NC-212i, tujuh helikopter Caracal, enam helikopter serang, empat pesawat AKS Peter.

Baca Selengkapnya

TNI Dapat Alutsista Baru, Heli Serang dan Heli Anti Kapal Selam

9 Januari 2018

TNI Dapat Alutsista Baru, Heli Serang dan Heli Anti Kapal Selam

TNI mendapat alutsista baru berupa 3 heli serang, 2 unit heli anti kapal selam, dan satu unit pesawat CN235 MPA. Alutsista ini buatan PT DI.

Baca Selengkapnya

TNI AD Diminta Perkuat Alutsista untuk Infanteri dan Kaveleri

21 Desember 2017

TNI AD Diminta Perkuat Alutsista untuk Infanteri dan Kaveleri

Ada beberapa aspek dalam penyediaan alutsista yang harus diperkuat TNI Angkatan Darat guna memenuhi Minimum Essential Force pada 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR: PT Pindad Butuh Dukungan Politik

25 Oktober 2017

Ketua MPR: PT Pindad Butuh Dukungan Politik

Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan harus ada dukungan politik untuk industri senjata PT Pindad. Sebisa mungkin TNI-Polri pakai produk Pindad.

Baca Selengkapnya