TEMPO Interaktif, Solo:Ribuan penghuni Pasar Klewer Solo, Senin (31/5), secara bersamaan turun ke jalan memprotes rencana Pemerintah Kota Solo yang akan merombak total pasar legendaris tersebut. Aksi protes itu tidak saja diikuti pemilik kios Pasar Klewer tetapi juga pemasok, karyawan, kuli panggul, bakul bakso, bakul buah dan sebagainya, sehingga Pasar Klewer yang biasanya hiruk-pikuk dengan kegiatan perdagangan lengkap dengan kemacetan arus lalu lintas, menjadi lengang. Dengan menggunakan ratusan kendaraan bermotor massa mendatangi gedung DPRD setempat menyampaikan protesnya. Sejumlah poster dan spanduk yang dibentangkan para pedagang menuding Pemerintah Kota melakukan praktek kongkalikong atau kolusi dengan investor yang ingin mendapatkan proyek pembangunan pasar tersebut. Bahkan menurut pedagang, rencana renovasi total Pasar Klewer dimaksudkan untuk memberikan dana pensiun bagi wali kota yang masa jabatannya tinggal setahun lagi. Pedagang juga membalutkan seratusan meter kain putih ke pagar seng yang mengelilingi salah satu gedung DPRD. Kain tersebut memuat ribuan tanda tangan penolakan renovasi total Pasar Klewer.Salah seorang pedagang menyatakan belajar dari pengalaman renovasi terhadap sejumlah pasar, bukan tidak mungkin pedagang lama yang saat ini menghuni Pasar Klewer tidak mampu membayar harga kios. "Siapa yang bisa menjamin setelah nanti pasar direnovasi para pedagang lama memperoleh kios kembali dengan harga wajar. Atau malah sebaliknya, pedagang lama akan tersingkir karena tidak mampu membayar harga kios," timpal Wahyuni, salah satu pedagang Pasar Klewer Timur saat berorasi di atas mobil yang dijadikan panggung.Penolakan rencana renovasi ini juga mendapat dukungan penuh dari sejumlah anggota DPRD Kota Solo, di antaranya KRMH Satrio Hadinagoro, Husein Syifa', Muhammad Sahil Hasni dan sebagainya. Bahkan Satrio bersiap mendampingi Wali Kota Slamet Suryanto, jika nanti Wali Kota merasa sungkan untuk menyampaikan pembatalan renovasi kepada investor yang telah siap membangun Pasar Klewer. Anggota DPRD dari PKB Husein Syifa' yang ikut berorasi di depan mobil pick up menyatakan kesiapannya berdiri di barisan paling depan untuk menolak renovasi Pasar Klewer. "Sangat tidak masuk akal, alasan Wali Kota Slamet Suryanto merenovasi Pasar Klewer karena merasa malu atas kondisi pasar tersebut. Mestinya dia lebih merasa malu, karena selama empat tahun menjadi Wali Kota Solo, tidak mampu menata Pasar Klewer," ujarnya disambut tepuk tangan pengunjuk rasa.Sementara itu sejumlah perwakilan pedagang yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) melakukan dialog dengan pimpinan DPRD Kota Solo. Pihak DPRD Kota Solo bersepakat akan menolak untuk persetujuan renovasi Pasar Klewer meski rencananya sudah siap dibahas. "Rencana pembahasan persetujuan renovasi Pasar Klewer kita ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan," tandas Bambang.Para pedagang tidak puas dengan keputusan pimpinan DPRD tersebut karena dengan penundaan berarti suatu saat bisa dilanjutkan lagi. Para pedagang meminta jaminan yang tegas dari DPRD. "Kalimat ditunda harus diubah menjadi dibatalkan," ujar Bambang Sugiarto, salah satu pedagang sembari menyodorkan blanko pembatalan rencana renovasi yang harus ditandatangani anggota Dewan.Saat itu juga, tercatat 20 anggota DPRD Kota Solo menandatangani blanko tersebut. Usai mendapatkan jaminan dari DPRD, massa pun lantas membubarkan diri setelah sebelumnya menyerahkan pecahan uang kertas dalam keranjang parsel kepada Ketua DPRD. Imron Rosyid - Tempo News Room