Massa Islam Solo Aksi Damai Mengkritik Pemerintah

Reporter

Editor

Jumat, 25 Juli 2003 15:50 WIB

TEMPO Interaktif, Solo:Sekitar 15 ribu orang dari berbagai organisasi dan lembaga pendidikan Islam di Solo, Senin (3/3) siang menggelar aksi pawai damai. Aksi yang digalang oleh Umat Islam Surakarta Peduli Bangsa (UISPB) ini sebagai rasa keprihatinan puluhan organisasi Islam di Solo atas situasi bangsa Indonesia. "Umat Islam di Surakarta merasa prihatin dan cemas karena kebijakan yang dibuat penguasa saat ini semakin tidak berpihak kepada rakyat bahkan menyengsarakan rakyat," tutur humas aksi, Didik Hermawan. Massa umat Islam itu berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), lembaga pendidikan Majelis Tafis Al Quran (MTA), Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Front Pemuda Islam Surakarta (FPIS), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Komunitas Tarbiyah Surakarta (KTS) dan lainnya. Ratusan poster dan spanduk yang mereka usung antara lain menuntut pengadilan atas koruptor, sikap tegas terhadap konglomerat hitam, sampai penolakan penjualan aset negara dan sikap antiintervensi asing. Sejumlah poster juga menyatakan penolakan perang seperti We want peace", "No War" dan "Hentikan Agresi AS" mengiringi spanduk dan poster "Hentikan penjualan aset negara", "Adili Koruptor", dan sebagainya. Aksi yang dimulai dari Stadion Manahan Solo dan diteruskan dengan pawai jalan kaki sejauh tiga kilometer menuju bundaran Gladak ini juga diisi dengan atraksi seni. Seratusan massa berjalan kaki dengan cara jalan mundur. "Ini sebagai simbolisasi saja, kami sudah kehilangan kata-kata untuk meminta penguasa yang tak bisa memimpin agar mengundurkan diri," kata KH Mudzakir, pimpinan pimpinan Pondok Pesantren Al Islam Gumuk Solo. Menurut Didik, aksi pawai ini sengaja diformat dalam bentuk aksi diam. Seluruh tuntutan aksi diungkapkan dalam bentuk kata-kata yang dituangkan dalam poster dan spanduk. Bahkan ratusan orang yang mengikuti aksi memplester mulutnya. Meski menyediakan panggung di tengah jalan Slamet Riyadi, ternyata juga tidak ada orasi kecuali pembacaan pernyataan sikap. Dalam pernyataan sikap tersebut UISPB menyerukan sembilan hal. Di antaranya, meminta pemerintah membatalkan dan menghentikan penjualan aset negara karena hal ini akan mengancam kedaulatan negara. Kemudian, minta pemerintah membatalkan kenaikan bahan bakar minyak, tarif daar listrik, dan tarif telepon, serta mengadili koruptor dan mengurangi utang luar negeri. Selain itu, UISPB juga menolak intervensi asing yang dapat merongrong kedaulatan negara, seperti keterlibatan AS melalui IMF. "Kami juga menyerutkan agar pemerintah tidak melakukan tindakan yang sewenang-wenang terhadap aktivis Islam. Jangan hanya karena desakan asing pemerintah mengorbankan anak bangsanya sendiri," kata Ketua UISPB, Mujahid saat membacakan pernyataan sikap. (Imron Rosyid-Tempo News Room)

Berita terkait

Rekam Jejak Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024, Terhenti di Semifinal Tetap Buka Peluang ke Olimpiade Paris 2024

2 menit lalu

Rekam Jejak Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024, Terhenti di Semifinal Tetap Buka Peluang ke Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 menuju partai final Piala Asia U-23 2024 terhenti. Skuat Merah Putih tumbang ditekel Timnas Uzbekistan U-23. Ini rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

9 menit lalu

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang

Baca Selengkapnya

Film Menjelang Ajal Terinspirasi dari Kisah Nyata, Ini Pesan yang Mau Disampaikan

14 menit lalu

Film Menjelang Ajal Terinspirasi dari Kisah Nyata, Ini Pesan yang Mau Disampaikan

Film Menjelang Ajal mengandung pesan penting yang ingin disampaikan sutradara Hadrah Daeng Ratu kepada penonton.

Baca Selengkapnya

Arti May Day Pada Hari Buruh Internasional Setiap 1 Mei

15 menit lalu

Arti May Day Pada Hari Buruh Internasional Setiap 1 Mei

Selain digunakan untuk menyebut Hari Buruh Internasional, istilah May Day telah lebih dulu digunakan untuk menunjukkan kondisi darurat tertentu

Baca Selengkapnya

PT Amerta Indah Otsuka Buka Lowongan Kerja, Cek Persyaratannya?

17 menit lalu

PT Amerta Indah Otsuka Buka Lowongan Kerja, Cek Persyaratannya?

PT Amerta Indah Otsuka tengah membuka lowongan kerja untuk posisi Talent Development Staff.

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

22 menit lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

22 menit lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

24 menit lalu

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia kembali menuntut pencabutan pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja dalam peringatan Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

26 menit lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

27 menit lalu

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

KPK memeriksa 15 ASN untuk mendalami keterlibatan Bupati Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor dalam dugaan korupsi di BPPD Kabupaten Sidoarjo

Baca Selengkapnya