Tentara pun Dikaryakan Memasak untuk Kiai  

Reporter

Editor

Eni Saeni

Senin, 17 September 2012 15:20 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sambutan pada Munas - Kombes NU di GOR Pondok Pesantren Kempek, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Senin (17/9). ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Jakarta - Makan menjadi kebutuhan yang tak terelakkan bagi manusia. Begitu pula dalam kegiatan Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Pesantren Kempek, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Munas yang berlangsung mulai 14-17 September 2012 ini pun telah memikirkan dengan matang bagaimana menyajikan makanan untuk 3.500 peserta, panitia, dan kru lainnya.

Karena tak ada katering di Cirebon yang mampu menyediakan makanan sebanyak itu dalam jumlah yang banyak, akhirnya PBNU pun bekerja sama dengan Detasemen Perbekalan dan Angkutan Kodam III Siliwangi. "Di sini kami memiliki 60 personel. Lima belas di antaranya koki," kata seorang pengawas, Lettu (CBA) Sukardi.

Mereka bekerja mempersiapkan tiga kali makan dalam sehari untuk ribuan peserta, panitia, dan kru. "Dalam sehari, kami bisa memasak beras sebanyak 600 kilogram," kata Sukardi.

Perhitungannya, setiap orang mendapatkan 200 gram nasi untuk sarapan dan makan malam, serta 350 gram nasi untuk makan siang.

Untuk sarapan, bahan racikan sudah disiapkan sejak pukul 02.00. Untuk makan siang, bahan racikan sudah disiapkan sejak pukul 05.00. Sedangkan untuk makan malam, mereka sudah mulai meracik masakan sejak pukul 17.00.

Berdasarkan pantauan Tempo di dapur mereka, peralatan yang digunakan pun besar-besar. Namun, uniknya, sedikit ditemukan benda-benda modern di dapur itu. Seperti blender, misalnya. "Kami ulek manual bumbu-bumbunya," kata Sukardi.

Selain rasanya yang berbeda, mereka pun sudah terbiasa mengolah secara manual bahan makanan yang ada. "Cepat, kok," katanya.

Tidak hanya menyiapkan makanan untuk peserta munas, mereka pun mempersiapkan makanan untuk Presiden. "Tapi semua ada takaran dan ukurannya. Kita langsung laporkan ke paspamres," ujar Sukardi.

Sukardi pun mengaku senang bisa berpartisipasi dalam Munas NU di Cirebon. Selain karena sebagai prajurit mereka harus siap ditugaskan di mana pun sesuai perintah, juga karena mereka tidak pernah kekurangan bahan pangan untuk dimasak. "Berlimpah," katanya.

Berlimpahnya bahan untuk dijadikan makanan dalam Munas NU karena banyak sumbangan dari warga NU. Panitia mendapatkan sumbangan 10 ekor sapi dari warga NU yang ada di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Juga ada sumbangan 2 ton beras dari warga NU di Kempek, sumbangan buah-buahan dari pedagang, serta berbagai sumbangan makanan lainnya.

"Ini menunjukkan bahwa warga NU masih memiliki jiwa gotong royong," kata Johandi, bendahara panitia lokal Munas NU. Ini belum termasuk anggaran untuk pembelian makanan yang sudah dianggarkan oleh panitia.

Karena itu, tak heran, setiap jam makan tiba, tenda makan yang besar dan berada di tengah-tengah Pesantren Kempek selalu ramai. Makanan pun telah disiapkan di empat meja saji. Nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah-buahan semua lengkap. Di masa rehat sidang komisi, makanan ringan dan minuman berupa kue, kopi, dan teh pun disajikan.

IVANSYAH

Berita terkait

Ulama di Pakistan Keluarkan Fatwa Haram Penggunaan TikTok

24 Desember 2023

Ulama di Pakistan Keluarkan Fatwa Haram Penggunaan TikTok

Para ulama dari Jamia Uloom-ul-Islamia di Kota Banuri, Pakistan dilaporkan mengeluarkan fatwa haram terhadap penggunaan aplikasi TikTok pada Selasa, 19 Desember 2023

Baca Selengkapnya

Ulama di Negara-negara Ini Nyatakan Vaksin Covid-19 tidak Batalkan Puasa

19 Maret 2021

Ulama di Negara-negara Ini Nyatakan Vaksin Covid-19 tidak Batalkan Puasa

Ulama Indonesia, Arab Saudi, Mesir, Dubai, dan Inggris menyatakan vaksinasi Covid-19 tidak membatalkan puasa

Baca Selengkapnya

MUI Masih Perlu Kaji Usulan Fatwa Larangan Pergi ke Israel

16 Juni 2018

MUI Masih Perlu Kaji Usulan Fatwa Larangan Pergi ke Israel

MUI menyatakan masih perlu mengkaji usulan fatwa untuk larangan pergi ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ngeri, Ini Fatwa Ulama-Ulama Taliban

6 Maret 2018

Ngeri, Ini Fatwa Ulama-Ulama Taliban

MUI Bongkar fatwa ulama-ulama Taliban yang bikin melongo.

Baca Selengkapnya

1.800 Ulama Pakistan Keluarkan Fatwa Haram Bom Bunuh Diri

17 Januari 2018

1.800 Ulama Pakistan Keluarkan Fatwa Haram Bom Bunuh Diri

Lebih dari 1.800 ulama Muslim Pakistan mengeluarkan fatwa yang melarang aksi bom bunuh diri.

Baca Selengkapnya

MUI Menerbitkan Fatwa Aktivitas di Medsos, Ini Kata Wiranto  

6 Juni 2017

MUI Menerbitkan Fatwa Aktivitas di Medsos, Ini Kata Wiranto  

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyambut baik fatwa Majelis Ulama Indonesia soal pedoman beraktivitas di media sosial.

Baca Selengkapnya

Alasan 780 Ulama Perempuan Berkongres di Cirebon

25 April 2017

Alasan 780 Ulama Perempuan Berkongres di Cirebon

Sebanyak 780 ulama perempuan dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri menghadiri Kongres Ulama Perempuan Indonesia di Cirebon. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Ini Kata Kapolda Jatim Soal Edaran Pendataan Kiai

4 Februari 2017

Ini Kata Kapolda Jatim Soal Edaran Pendataan Kiai

Hal itu dilakukan karena ingin mendapatkan referensi langsung
kiai yang hendak dikunjungi.

Baca Selengkapnya

Soal Standarisasi Pendakwah, Ini Sejumlah Kritik Anggota DPR

4 Februari 2017

Soal Standarisasi Pendakwah, Ini Sejumlah Kritik Anggota DPR

Selain harus berlaku untuk semua agama, pemerintah sama sekali
tidak berhak untuk membatasi apalagi mengurangi materi dan misi
dakwah.

Baca Selengkapnya

Wiranto Anggap MUI Mitra Strategis Pemerintah

18 Januari 2017

Wiranto Anggap MUI Mitra Strategis Pemerintah

MUI dianggap mampu memberikan himbauan yang bisa mengatasi efek negatif dari lalu lintas informasi di internet.

Baca Selengkapnya