TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Megawati Soekarnoputri meminta pemerintah daerah dan perusahaan jasa tenaga kerja memperketat izin keberangkatan tenaga kerja keluar negeri. Ia juga meminta mereka meningkatkan kemampuan dan keahlian para tenaga kerja itu. Hal ini menyusul terjadinya berbagai kasus tindak kekerasan terhadap tenaga kerja wanita diluar negeri, khususnya kasus Nirmala Bonet, yang disiksa majikannya di Malaysia. Tapi memang masalahnya sering kali juga dari kita, terutama mereka yang pergi begitu saja. Ini saya minta supaya jangan diulang! kata Presiden dalam pertemuannya dengan keluarga Nirmala Bonet dirumah pribadinya Jalan Kebagusan Jakarta Selatan, Rabu (26/5).Presiden mengatakan, apapun upaya pemerintah akan sia-sia bila dari masyarakat sendiri tidak ada upaya meminta perlindungan itu dari awal. Dia menyesalkan, karena baru setelah kejadian, pemerintah yang kemudian dikejar-kejar pertanggungjawabannya. Presiden mengatakan dalam menghadapi persolan tersebut jangan mengandalkan atau bahkan mengkambinghitamkan pemerintah pusat. Dia menilai, tangan pemerintah tidak cukup luas untuk menyelesaikan persolan itu, apalagi bila tidak disertai perhatian dan kewaspadaan dari masyarakat. Ketua umum PDI Perjuangan ini juga menduga kemungkinan banyak lagi kasus serupa, namun tidak terungkap ke permukaan dan sulit diakses. Saya bukan prejudice bukan curiga tapi kemungkinan itu bisa saja terjadi, katanya. Presiden menyampaikan semua itu dalam kesempatan bersilaturahmi dengan ibu kandung Nirmala Bonet, Martha Toni. Martha ditemani oleh saudaranya Daniel Dire, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Timur Ign. N. Centerius, dan Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja NTT Abraham Lianto. Mereka ini akan bertolak ke Malaysia, sore ini. Sedangkan presiden sendiri tidak ditemani siapapun pada bagian awal pertemuan. Namun menjelang akhir, wakil sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung, ikut bergabung dalam pertemuan tersebut. Deddy Sinaga Tempo News Room