Ongkos Imigran Gelap ke Australia Ratusan Juta  

Reporter

Rabu, 12 September 2012 11:21 WIB

Puluhan imigran gelap yang tenggelam di perairan pulau Panaitan, Pandegelang, Banten, saat di evakuasi oleh sejumlah aparat TNI, Jumat (31/8).TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Madiun - Ongkos yang harus dikeluarkan para imigran gelap asal Timur Tengah untuk bisa diberangkatkan ke Australia diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Uang sebesar itu dipakai untuk biaya tiket pesawat dari negara asal dan negara transit hingga biaya penyelundupan melalui wilayah Indonesia.

Seperti diakui salah satu imigran asal Iran, Mohamad Hardani, 37 tahun. Hardani bersaksi melalui penerjemah yang tertuang dalam dokumen Berita Acara Pemeriksaan (BAP) perkara penyelundupan imigran akhir pada 2011 yang melibatkan lima oknum Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD).

Lima oknum TNI-AD itu adalah Sersan Dua Ilmun Abdul Said, Sersan Dua Kornelius Nama, Kopral Kepala Karyadi, Pembantu Letnan Satu Susiali, dan Sersan Kepala Khoirul Anam.

Ilmun terakhir kali bertugas sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa) Komando Rayon Militer (Koramil) Sokobanah, Sampang. Sedangkan Kornelius adalah Babinsa Koramil Bluto, Sumenep. Adapun Karyadi, Susiali, dan Khoirul merupakan Babinsa Koramil Besuki, Tulungagung.

Dalam BAP yang disusun penyidik Polisi Militer Komando Daerah Militer (Pom Dam) V/Brawijaya, Hardani mengaku terbang dari Teheran, Iran, menuju Dubai, 17 November 2011. Dari Dubai, ia terbang dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, 18 November 2011. Ongkos tiket dua kali penerbangan itu mencapai puluhan juta rupiah.

Belum lagi ongkos akomodasi dan transportasi selama tinggal di Indonesia sebelum berlayar ke Australia. Dari Jakarta, Hardani menuju Cisarua, Bogor. “Di Cisarua, dia kenal dengan warga Iran bernama Yosif dan ditawari ke Australia,” kata Kepala Oditur Militer Madiun, Upang Juwaeni, Rabu, 12 September 2012.

Hardani sepakat membayar US$ 8.000 atau sekitar Rp 72 juta (sesuai kurs saat itu, Rp 9.000 per dolar AS) untuk empat orang. Uang tersebut untuk akomodasi dan transportasi dari Jakarta menuju Pantai Popoh, Tulungagung, Jawa Timur.

Ongkos lebih besar dikeluarkan imigran asal Iran lainnya, Mohamad Hadi Parivash, 32 tahun. Dalam BAP disebutkan bahwa pada 26 April 2011, Hadi terbang dari Teheran, Iran, menuju Kuala Lumpur, Malaysia. Dari Malaysia, terbang ke Bali dan tiba 27 April 2011. Dari Bali terbang ke Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Dari sini, ia dijemput warga Arab Saudi, Husein, dan dibawa ke Cisarua, Bogor.

Tanggal 30 April 2011, berangkat ke Australia namun ditangkap kepolisian di Sukabumi, Jawa Barat, kemudian ditampung 1,5 bulan di penampungan Kalideres, Jakarta. Di penampungan ia bertemu tujuh anggota keluarganya. Juni 2011 dipindah ke penampungan Cipari, Sukabumi. “Selama di Kalideres, ia kenal imigran lain bernama Sayeed Abas dan diminta uang US$ 50 ribu untuk tujuh orang,” ujar Upang.

Jika dikurskan dengan rupiah saat itu, US$ 50 ribu setara sekitar Rp 450 juta. Uang ini untuk akomodasi dan transportasi dari Jakarta menuju Pantai Popoh, Tulungagung, Jawa Timur.

Nahas, kapal laut yang mereka tumpangi bersama ratusan imigran lain tenggelam di perairan Prigi, Trenggalek, 17 Desember 2011, setelah berlabuh 10 jam dari Pantai Popoh. Namun Hardani dan Hadi bisa diselamatkan.

Hardani dan Hadi seharusnya menjadi saksi dalam perkara lima oknum TNI-AD tersebut. Namun, karena keduanya sudah kembali ke Iran, Oditur membacakan keterangan mereka sesuai BAP.

ISHOMUDDIN



Terpopuler:
Kepergok Plesiran di Denmark, Anggota DPR ''Ngeles''

Wa Ode: Fakta Sidang Mirwan Terlibat

''Yang Bilang Ical Bukan Capres Golkar, Zalim''

Kritik Guru di Facebook, Siswa SMA Dikeluarkan

UN Gantikan Ujian Seleksi Masuk Universitas

Hari Ini, Antasari Buka-bukaan Soal Century di DPR

Berita terkait

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

18 Desember 2023

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.

Baca Selengkapnya

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

26 Oktober 2023

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.

Baca Selengkapnya

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

17 Agustus 2023

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat

Baca Selengkapnya

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

23 Juli 2023

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.

Baca Selengkapnya

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

1 April 2023

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.

Baca Selengkapnya

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

6 Maret 2023

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.

Baca Selengkapnya

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

14 Desember 2022

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.

Baca Selengkapnya

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

28 Januari 2022

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.

Baca Selengkapnya