Ketua Kontras Munir pada lokakarya HAM di auditorium Bidakara, Jakarta tanggal 28 April 2000. DOK/TEMPO/Bernard Chaniago
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis HAM Munir Said Thalib ternyata amat menyukai ayam jago pelung. Sugiarto, sopir Munir semasa bekerja di YLBHI mengaku pernah membantu advokat publik ini mencari ayam peliharaan sampai pelosok Cianjur.
"Waktu itu, kami mencari ayam jago sambil jalan-jalan ke Bandung dan Cianjur," kata Sugiarto kepada Tempo, pada Ahad 9 September 2012.
Di Cianjur, Munir menemukan seekor ayam jago pelung. Sayang harganya terlalu mahal, yaitu Rp 150 ribu. "Sebetulnya itu murah, tapi buat Cak Munir waktu itu masih dianggap mahal," kata Sugiarto. Pria yang telah menjadi supir Munir sejak 1996 ini mengaku trenyuh melihat gigihnya Munir menawar harga ayam itu.
Sepulang dari Cianjur, Sugiarto menghubungi kawannya yang menjual ayam di Bogor. Ia membeli dua ekor ayam pelung. Salah satunya ia berikan kepada Munir.
Sejak Munir tewas diracun di atas pesawat Garuda menuju Amsterdan, 7 September 2004 silam, Sugiarto yang bertugas merawat mobil sedan Toyota Mark II warna putih kesayangan Munir. Dia ingat betul bagaimana dia dan Munir mengangkut ayam dan ikan arwana milik Munir, dari Malang ke Jakarta, naik mobil itu.
Munir memang penyayang binatang. Kata Suciwati, mendiang suaminya itu pernah diberi rajawali oleh kawannya. "Tapi saya ngeri, soalnya itu satwa langka. Akhirnya dikembalikan," Suciwati berujar.
Selain ayam jago, pria keturunan Arab ini juga memelihara ikan. Ikan arwana yang dipelihara Munir hingga kini masih bisa dijumpai di kantor Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial.