Api Kebakaran Gunung Slamet Sudah Mulai Mengecil  

Reporter

Editor

Senin, 27 Agustus 2012 17:04 WIB

Hutan lereng Gunung Slamet terbakar pada Sabtu (25/8) dini hari dari Pos 7 Jalur Pendakian Bambangan dan meluas hingga wilayah hutan di Kabupaten Purbalingga, Minggu (26/8). TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Purbalingga - Mendung di atas lereng Gunung Slamet menjadi harapan baru upaya pemadaman kebakaran yang sudah terjadi sejak Sabtu, 25 Agustus 2012, dini hari lalu.

Sejak dua hari terakhir, mendung disertai gerimis kecil ikut membantu upaya pemadaman kebakaran. “Api sudah mengecil untuk wilayah Perhutani Banyumas Timur di sekitar Kali Baya,” kata Administratur Kesatuan Pemangku Hutan Perusahaan Umum Perhutani Banyumas Timur, Budi Widodo, Senin, 27 Agustus 2012.

Budi mengatakan sejumlah titik api sudah berhasil dipadamkan. Kini, tinggal sisa bara yang masih ada di lokasi kebakaran. Ia menambahkan, pembuatan parit masih terus dilakukan di sekitar titik api untuk mengantisipasi agar api tidak semakin meluas.

Menurut dia, hujan yang turun sore kemarin cukup membantu upaya pemadaman. Ia memperkirakan, jika cuaca dan hujan bisa berlangsung selama dua hari, api bisa padam semua.

Hari ini, dia menambahkan, tim pemadaman gabungan dari SAR, relawan, Lembaga Masyarakat Desa Hutan, Perhutani, dan TNI terus melakukan upaya pemadaman. Sebanyak 184 orang dari tim gabungan itu saat ini masih melakukan upaya pemadaman.

Dari pantauan Tempo, dalam dua hari ini mendung terlihat menggelayut di atas lereng Gunung Slamet. Biasanya, pada pagi hari cuaca akan cerah dan puncak gunung bisa terlihat dengan jelas. Namun, memasuki tengah hari, awan mulai datang dan menutup angkasa Gunung Slamet.

Asper Perhutani Purbalingga, Ahmad Efendi, berharap hujan yang turun sejak pukul 17.30 di lereng Gunung Slamet bisa lekas memadamkan kebakaran hutan. Ia mengatakan, tim relawan pemadaman sudah turun ke Pos Bambangan sekitar pukul 19.00 kemarin malam dalam kondisi basah kuyup.

Menurut dia, api akan benar-benar padam jika hujan terus turun hingga dua hari. Tanpa bantuan hujan, upaya pemadaman akan semakin sulit melihat kondisi angin yang cukup kencang.

Dari Tim Perhutani yang bertugas melakukan pendataan, menurut dia, luas hutan di wilayah Purbalingga yang sudah dilalap api mencapai lima hektare. Api ini melintas Kali Baya yang merupakan batas antara Kabupaten Pemalang dan Purbalingga. Sementara itu, hutan di wilayah Pemalang yang terbakar belum terdata, namun lebih luas dibandingkan di wilayah Purbalingga.

Komandan Search Rescue Unit SAR Purbalingga, Arif Wahyudi, mengatakan seluruh proses evakuasi pendaki yang masih berada di lereng Gunung Slamet sudah ditutup pada pukul 17.00, Minggu sore kemarin. “Sejumlah 243 pendaki sudah berhasil dievakuasi semua, kini kami fokus melakukan upaya pemadaman,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini tercatat sudah ada 250 personel dari seluruh unsur yang menyatakan siap melakukan pemadaman. Tim akan digilir setiap harinya sebanyak 80 orang hingga 100 orang untuk melakukan pemadaman.

Trsino Rosul, warga Tegal yang anaknya sempat tak diketahui kabarnya, mengatakan saat ini anaknya sudah pulang ke rumah. “Kemarin sore anak saya berhasil turun di Pos Bambangan,” katanya.

Selain di Gunung Slamet, upaya pemadaman juga terus dilakukan di Gunung Petarangan Dataran Tinggi Dieng yang mulai terbakar sejak Sabtu lalu. “Beberapa titik api memang belum berhasil dipadamkan, terutama di wilayah perbatasan Banjarnegara,” kata staf BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo.

Ia mengatakan, salah satu titik api yang berhasil dipadamkan berada di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Sedangkan titik api lainnya masih berusaha dipadamkan oleh tim gabungan.

Kepala Desa Sumberejo, Ibrahim, mengatakan pemadaman kebakaran hutan dilakukan oleh warganya secara bergotong-royong. "Sekarang tinggal bara api kecil, warga bahu membahu memadamkan api agar tidak tambah meluas,” katanya.

Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Karangkobar Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas, Timur Taufik Hidayaturohman, mengatakan kobaran api yang berlangsung sejak Sabtu tersebut terjadi di petak 21, 22, dan 23 Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Batur yang meliputi wilayah Tlagabang, Batur, dan Simbar.

"Api berasal dari kebakaran hutan di wilayah KPH Pekalongan Timur yang masuk wilayah Kabupaten Batang," katanya.

ARIS ANDRIANTO



Berita Terkait:
Ratusan Orang Padamkan Kebakaran Gunung Slamet

40 Pendaki Terjebak dalam Kebakaran Gunung Slamet

Hutan di Lereng Gunung Slamet Sering Kebakaran

Kebakaran Gunung Slamet Berasal dari Api Unggun

Kebakaran di Gunung Slamet, Pendaki Turun Jalur Lain

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

26 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

34 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

59 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

17 Maret 2024

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

15 Maret 2024

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

15 Maret 2024

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

15 Maret 2024

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

14 Maret 2024

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

10 Maret 2024

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya