Mereka yang Sempat Terjebak Kebakaran Gunung Slamet

Reporter

Editor

Minggu, 26 Agustus 2012 11:23 WIB

Gunung Slamet. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Samarinda - Kepanikan meruap di pos 7 jalur pendakian Gunung Slamet Bambangan Purbalingga, Sabtu dini hari. Api terlihat berkobar dari tempat 40 pendaki. Asap membumbung tinggi. Percikan laksana kembang api dari ranting yang terbakar membuat suasana semakin mencekam.

"Kami mulai panik, karena hutan di bawah kami sudah seperti lautan api," kata Angggarista, 23 tahun, pendaki asal Yogyakarta, saat ditemui Tempo di Pos Bambangan, Minggu, 26 Agustus 2012.

Angga mengatakan, ia mulai naik ke Gunung Slamet pada Jumat pukul 08.00 pagi. Ia bersama 8 orang lainnya berhasil mencapai puncak dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut pada Sabtu pukul 07.00 pagi.

Saat mendirikan tenda di pos 7 itulah mereka melihat kobaran api. Saat itu jarum jam menunjukan pukul 01.00 dini hari.

Sesaat setelah api mulai menjalar dan menutup jalur pendakian, mereka kemudian mencoba menghubungi tim SAR. Sinyal telepon seluler pun dicari untuk menghubungi tim SAR.

Setelah berhasil, mereka menunggu tim SAR datang. Di pos 7, kata dia, ada sekitar 40 pendaki yang terjebak. Mereka yang panik langsung balik kanan untuk turun melalui jalur Guci Tegal. Sementara sisanya, tetap bertahan menunggu tim SAR datang. "Tim SAR datang pukul 12.00 siang dan kami turun dipandu oleh mereka," katanya.

Ditya, pendaki lainnya, mengatakan mereka turun melalui Kali Baya. "Dengan menyusuri sungai, kami selamat sampai bawah," katanya.

Sepanjang perjalanan turun, kata dia, api berkobar di kanan kiri sungai yang biasa dijadikan pendaki untuk mencari air. Asap pekat pun mengiringi perjalanan mereka sepanjang perjalanan turun.

Kesaksian pendaki lainnya, Andre, kebakaran dipicu oleh api unggun sekelompok pendaki yang berasal dari Jakarta. "Mereka sekitar 150 orang yang naik bersamaan," katanya.

Meski sempat dipadamkan, karena kencangnya angin, membuat api berkobar kembali. Saat ini kobaran api terlihat semakin meluas hingga Pos 4. Api saat ini diperkirakan sudah membakar hutan seluas 40 hektare, meningkat dua kali lipat dibandingkan kemarin yang mencapai 20 hektare.

ARIS ANDRIANTO



Berita Terkait:
Ribuan Hektare Lahan di Jambi Terbakar

40 Pendaki Terjebak dalam Kebakaran Gunung Slamet

Hutan di Lereng Gunung Slamet Sering Kebakaran

Kebakaran Gunung Slamet Berasal dari Api Unggun

Kebakaran di Gunung Slamet, Pendaki Turun Jalur Lain

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya