DPR Akui Sulit Loloskan Aturan Wajib Militer

Reporter

Editor

Jumat, 24 Agustus 2012 09:44 WIB

TEMPO/ Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemerintah memberlakukan wajib militer bagi warga sipil masih tertunda. Alasannya, hingga kini Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat belum mulai membahas aturan wajib militer yang diatur dalam Rancangan Undang-Undang Komponen Cadangan.

Wakil Ketua Komisi Pertahanan, Tubagus Hasanuddin, mengatakan paling cepat draf RUU yang sudah dimasukkan pemerintah sejak 2010 baru dibahas pada masa sidang 2013. “Tidak cukup waktu dibahas tahun ini karena masih membahas RUU Industri Pertahanan, RUU Penyiaran dan RUU Veteran,” kata Tubagus, Jumat, 24 Agustus 2012.

Selain faktor waktu, kata Tubagus, aturan wajib militer dalam RUU Komponen Cadangan banyak kekurangannya. Berdasar berbagai dialog dengan kelompok masyarakat, ada perdebatan soal dasar hukum penerapannya karena istilah komponen cadangan tidak ada dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Beberapa pasal pun dinilai rawan konflik seperti aturan mobilisasi dalam keadaan damai, dan pasal 14 diwajibkannya seseorang menyerahkan hak miliknya untuk kepentingan mobilisasi. Pasal 8 tentang kewajiban mengikuti mobilisasi untuk pegawai negeri, pekerja, dan buruh minimal 5 tahun juga dianggap bertentangan dengan hak asasi manusia.

Menurut Tubagus, masarakat saat ini belum menilai adanya manfaat krusial dari pelaksanaan wajib militer. Sekitar 400 ribu jumlah prajurit TNI yang saat ini dimiliki negara dianggap cukup untuk mengamankan kepentingan nasional.

Dia menilai anggaran yang akan dialokasikan pemerintah untuk pelatihan wajib militer sebaiknya digunakan untuk peningkatan kesejahteraan prajurit TNI. “Bisa digunakan untuk rumah dan gaji prajurit yang masih sangat memprihatinkan.” Dana itu pun dapat dimanfaatkan untuk mengganti alat utama sistem persenjataan yang sudah kuno dengan perlengkapan canggih dan modern.

IRA GUSLINA SUFA

Berita terpopuler lainnya:

Usai Berlebaran, Jokowi 'Bergerilya' di Jakarta

Mabes Polri Periksa Djoko Susilo Pagi Ini

Polisi Bekuk Pemalsu Uang Dollar Amerika

Pedro: Barca Harusnya Bisa Menang Telak

Kerugian Kecelakaan Mudik Mencapai Rp 8 Miliar

Saham Bank Mandiri Melesat 681 Persen

Atasi Galau, Kristen Stewart Belajar Ilmu Gandhi

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

55 menit lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya