TEMPO.CO, Jayapura - Kepala Kepolisian Resor Paniai, Papua, Ajun Komisaris Besar Polisi Antonius Diance, mengatakan bahwa pelaku penembakan di Obano yang menewaskan Mustafa, 22 tahun, menggunakan senjata laras pendek. “Ada saksi yang bilang begitu, tapi belum diketahui jenis senjatanya,” kata Diance, Jumat 17 Agustus 2012.
Seperti diberitakan sebelumnya, korban tewas ditembak orang tak dikenal di Obano, Paniai, Kamis malam, 16 Agustus 2012, sekitar pukul 20.15 WIT.
Menurut Diance, sebelum menewaskan Mustafa, pelaku terlebih dulu menyerang tiga orang di sebuah kios atau warung di Obano. “Jadi saya luruskan, ini ada dua kejadian berbeda, pelaku pertama kali menyerang tiga orang, satu jam setelah itu baru pelaku diduga orang yang sama, menembaki Mustafa,” ujar Diance.
Kronologis lengkapnya, kata Diance, bermula ketika pelaku yang dilihat saksi menggunakan topi kuning memasuki sebuah kios atau warung di Obano. “Pelaku keluar masuk sebanyak tiga kali, dia mau membeli barang yang tidak ada di kios, karena tidak ada barangnya, dia kemudian menembak,” ucapnya.
Terdengar tiga kali tembakan. Tembakan pertama mengenai tangan korban bernama Ahiar, 25 tahun. Peluru kemudian memantul dan mengenai pelipis dari korban kedua bernama Basri. Dari kedua korban tersebut tidak ada yang meninggal dunia. Sedangkan seorang lainnya tidak terkena peluru. ”Mereka itu ada yang main catur dan sementara makan,” tutur Diance.
Pelaku kemudian kabur di tengah kegelapan. “Tidak ada lampu, gelap gulita, anggota kita langsung ke TKP tadi malam,” katanya memaparkan.
Satu jam setelah kejadian pertama, pelaku yang diduga sama, menyerang Mustafa. “Kejadian di ujung bandara, terdengar seseorang menembak. Pagi tadi baru ditemukan, ternyata ada yang meninggal, Mustafa tewas di kiosnya dengan luka tembak ditenggorokan tembus tengkuk belakang kepala,” kata Diance.
Warga yang ketakutan kemudian dikumpulkan di Koramil Paniai. “Mereka semua kumpul di koramil, aggota Koramil juga gabung. Karena kondisi malam hari gelap, mereka putuskan tidak kemana mana, Pagi harinya anggota melakukan pengecekan, ternyata di kios dekat bandara, ditemukan korban,” ucap Diance.
Kepolisian Paniai melakukan siaga penuh mengantisipasi insiden susulan. “Saya juga sudah bertemu warga, saya kumpulkan masyarakat di kantor distrik. Mereka berharap tidak terjadi lagi peristiwa seperti itu,” katanya.
JERRY OMONA
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya