TEMPO Interaktif, Surabaya:Dua dari empat orang mahasiswa Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya yang melakukan mogok makan, Minggu (9/5) sekitar pukul 23.00 terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur. Kedua mahasiswa itu, Junaidi Amral dan Andika Anas, setelah sejak Kamis (6/5) mogok makan. Sementara dua orang mahasiswa lainnya, Mustain dan Ion Mariono masih terus melakukan aksinya di halaman kampus.Menurut Sekjen Badan Eksekutif Mahasiswa Ubhara, Irham, setelah mengetahui kedua temannya kolaps, ia dan dua orang mahasiswa langsung membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara yang letaknya hanya 200 meter dari kampus Ubhara."Karena tidak ada mobil, Junaidi dan Andika kami naikkan sepeda motor," kata Irham.Saat ditemui di ruang perawatannya, Senin (10/5), kondisi kedua mahasiswa tersebut masih terlihat lemah. Untuk memulihkan energinya, keduanya diinfus. Maklum, sejak Kamis pekan lalu Andika dan Junaidi hanya mengkonsumsi minuman air mineral dan rokok. Andika menjelaskan bahwa sekitar pukul 22.00 WIB badannya lemas dan pandangannya berkunang-kunang. Setelah itu ia tak sadarkan diri. "Tahu-tahu saya sudah berada di ruang perawatan," katanya.Sementara itu Junaidi Amral tetap menyatakan tekadnya akan meneruskan aksi mogok makan sampai tuntutannya dikabulkan. "Setelah keluar dari rumah sakit ini saya akan mogok makan lagi," ujarnya.Aksi mogok makan tersebut untuk menuntut mundur Rektor Ubhara, Brigjen Pol (Purn) Supriyadi dan Ketua Badan Pengurus Harian (BPH), Yulius Sutopo. Di depan tenda tempat aksi mogok makan mahasiswa memasang spanduk berisi tiga butir tuntutan, yakni meminta mundur Rektor dan Ketua BPH, Revitalisasi Statuta Ubhara dan pembangunan gedung organisasi kemahasiswaan, laboratorium sarana perkuliahan. Beberapa hari yang lalu Yulius Sutopo telah menyatakan pengunduran dirinya dari lingkungan kampus.Kukuh S Wibowo - Tempo News Room