Hiu Tutul yang Terdampar di Pandansimo Diawetkan  

Reporter

Editor

Jumat, 3 Agustus 2012 10:27 WIB

Warga menonton seekor Hiu Paus yang mati terdampar di Pantai Baru, Bantul, Yogyakarta, (2/8/2012). Menurut aktivis Animal Friend Jogja (AFJ), hiu paus ini ditemukan terdampar oleh nelayan pada Rabu, (1/8) dan diperkirakan terlepas dari kawanannya akibat mengejar ikan-ikan kecil. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Hiu tutul yang terdampar di Pantai Pandansimo Baru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, akan diawetkan untuk dijadikan wahana edukasi. Manajer program organisasi pemerhati binatang Animal Friends Jogja, Dessy Angelina, mengatakan keputusan itu muncul saat ada pertemuan antara Camat Kecamatan Srandakan dan perwakilan warga, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta, AFJ, Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul, serta Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada pada Kamis siang, 2 Agustus 2012.

"Sebenarnya, kami tak setuju. Lebih baik dikubur karena sudah terlalu lama terbengkalai," kata Angelina, Kamis Sore, 2 Agustus 2012.

Menurut dia, keputusan itu sebaiknya dilaksanakan secara serius sehingga bangkai hewan langka ini benar-benar bermanfaat untuk pendidikan masyarakat. Karena itu, kata dia, proses pengawetan perlu segera dilakukan sebelum bangkai hiu makin rusak dan membusuk. "Kalau memang mau mengawetkan, sebaiknya segera dan itu memang serius untuk edukasi serta kampanye perlindungan satwa langka," ujar Angelina.

Dia mengatakan hiu tutul itu merupakan spesies whale shark atau Rhyncodon typus yang menurut data International Union for Conservation of Nature berstatus hampir punah. Hewan ini makanannya plankton, perkembangbiakannya lambat, dan banyak diburu.

"Di negara maju sudah dilindungi, tapi di Indonesia belum," ujar Angelina. Ia bersama sejumlah temannya terus memantau evakuasi bangkai hiu sepanjang 9,5 meter yang terdampar sejak Rabu petang lalu itu.

Hingga Kamis sore, ratusan orang masih mengerubuti bangkai hiu tutul yang beratnya diperkirakan tiga ton itu. Garis polisi yang terpasang mengitari bangkai ikan itu sejak Kamis pagi pun tak menahan keinginan mereka mengerubuti dan menyentuh bangkai hiu atau sekedar berfoto.

Pada Kamis sore, sejumlah aktivis AFJ mulai meminta ratusan orang menjauh dari bangkai hiu. Mereka juga menegakkan kembali garis police line di sekitarnya. Mereka melakukan itu agar badan hiu, yang mulai tergores luka di beberapa bagian, tak makin rusak akibat injakan atau perbuatan usil. "Jangan injak dan pegang, nanti rusak," kata Elli salah satu aktivis AFJ kepada pengunjung.

Menjelang Kamis petang, bangkai hiu yang kepalanya selebar meja pingpong itu mulai diangkat oleh puluhan orang ke bagian Pantai Pandansimo yang lebih tinggi agar makin menjauh dari bibir pantai. Bangkai ditarik dengan tambang berukuran sebesar ibu jari manusia. Ini tak seperti sebelumnya, ketika pada Rabu malam, Tim SAR dan sejumlah oranh menarik bangkai hiu ini dari bibir pantai ke bagian tengah pantai dengan tali dari besi yang diikatkan di ekornya.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cabang Bantul yang juga nelayan Pantai Pandansimo Baru, Suyanto, mengatakan kasus terdamparnya hiu di pesisir Bantul merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi. Kata dia, jika hendak diawetkan, sebaiknya segera ada pembekuan memakai es pada bangkai hiu.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM



Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya