Warga berkumpul dan menyalahkan lilin di belakang bisokop, tempat terjadinya penembakan oleh James Holmes saat pemutaran perdana film Batman: The Dark Night Rises di Aurora, Colorado (21/7). James Holmes menganggap dirinya Joker yang merupakan musuh Batman. REUTERS/ Jeremy Papasso
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga warga negara Indonesia korban penembakan pada pemutaran perdana film Batman The Dark Night Rises di Denver sudah membaik. Mereka adalah Anggiat M Situmeang, 45 tahun, dan istrinya bernama Rita Paulina Situmeang (45), serta putra mereka, Prodeo Et Patria Situmeang (15).
"Putranya sudah keluar dari rumah sakit," kata juru bicara Menteri Luar Negeri Michael Tenne ketika dihubungi Tempo, Senin, 23 Juli 2012. Prodeo sebelumnya mengalami luka tembak di punggung bawah sebelah kiri. Sedangkan orang tuanya masih dirawat di RS Denver Health Medical center.
Tenne mengatakan serpihan dinding di wajah Anggiat sudah dibersihkan. Ia terkena serpihan yang tertembak peluru dan menyrempet matanya ketika menyelamatkan diri melalui pintu darurat. Sedangkan Rita sudah menjalani operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di lengan kiri dan kaki kiri. Keduanya saat ini sedang dalam proses pemulihan.
Menurut Tenne, biaya pengobatan ditanggung oleh pihak asuransi kesehatan di Amerika. "Setiap penduduk Amerika, baik warga negara Amerika maupun asing, memiliki asuransi kesehatan," kata Tenne.
Sebanyak 12 orang tewas dan 58 lainya luka-luka saat pemutaran film Batman, The Dark Knight Rises di bioskop The Century 16, Denver, Coloardo, Jumat, 20 Juli 2012. Tersangka James Eagan Holmes melemparkan gas air mata ke kerumunan penonton yang sudah duduk di tribun bioskop. Kemudian James memberondongkan peluru ke arah penonton. James ditangkap di parkiran bioskop. Saat ditangkap, ia mengaku sebagai Joker, antagonis dari Batman.