Pemerintah Bikin Kartu Sakti untuk Siswa Miskin

Reporter

Editor

Jumat, 13 Juli 2012 20:47 WIB

Siswa SDN 2 Sikapat Kecamatan Sumbang Banyumas memperingati Hari Pendiidkan Nasional dengan membersihkan ruang kelas mereka yang kotor akibat atap sekolah hancur sejak Januari lalu, Rabu (2/5). Mereka terpaksa belajar di rumah warga karena sekolahnya tak kunjung diperbaiki. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana membuat program baru untuk mengatasi angka putus sekolah di kalangan masyarakat miskin. Program ini dengan cara memberi kartu tunjangan untuk anak-anak di keluarga kurang mampu. "Tapi syaratnya mereka harus sekolah," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim ditemui seusai Dialog tentang BOS, di kantornya, Jum'at, 13 Juli 2012.

Musliar mengatakan program ini nantinya berjalan seperti Bantuan Langsung Tunai. Pemerintah akan mendata keluarga miskin dan jumlah anak usia sekolah. Kemudian keluarga miskin akan diberi kartu beasiswa pendidikan. Namun syaratnya, anak-anak mereka harus masuk sekolah.

"Selama ini uang bantuan tunai lebih digunakan untuk kebutuhan lain," ujar Musliar. Inilah yang menyebabkan angka putus sekolah tinggi. Namun Kemendikbud belum bisa memaparkan teknis dan anggaran program ini. Ia memprediksi program kartu beasiswa ini akan selesai di tahun 2013.

Anggota Komisi X DPR RI bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Popong Otje Djundjunan mengharapkan Kemendikbud berkoordinasi juga dengan DPR. "Harus juga dibicarakan dengan DPR," kata anggota dewan dari fraksi Partai Golkar ini. Menurut ia, program baru ini membutuhkan pengawasan agar tidak terjadi kebocoran atau pemberian tunjangan yang tidak pada tempatnya.

Sementara untuk dana Bantuan Operasional Sekolah, tahun ini terdapat kenaikan anggaran BOS sebesar 40 persen dari Rp 16,3 triliun di tahun 2011, menjadi Rp 23,5 triliun. Akibatnya dana satuan biaya per siswa per tahun untuk siswa SD dari Rp 397 ribu naik menjadi Rp 580 ribu. Sedangkan untuk siswa SMP naik dari Rp 570 ribu menjadi Rp 710 ribu.

SUNDARI

Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Unggul Karena Ilmu ''Kebatinan''
Asal Muasal Kotak-Kotak ala Jokowi-Ahok

Jokowi Menang, Taufik Kiemas Kembali Sentil Mega

Ameri Ichinose, Bintang Porno Kekasih Kagawa

Jokowi Pulang, Foke ‘Hilang’

Sempat ''Hilang'', Foke Muncul Tanpa Senyum

Bertemu SBY, Sri Mulyani Berbahasa Inggris

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

15 menit lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

1 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

15 jam lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

15 jam lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

23 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

5 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

5 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

6 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

11 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya