DPR: Hibah Hercules Australia Janggal

Reporter

Editor

Rabu, 4 Juli 2012 20:31 WIB

TEMPO/ Arie Basuki

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat, Tubagus Hasanuddin, menilai ada yang janggal dalam hibah pesawat Hercules tipe C-130 H dari Australia. Keanehan ini karena kebutuhan anggaran untuk memperbaiki pesawat sama besar dengan biaya membeli pesawat bekas. "Kalau seperti ini, yang mana sisi hibahnya?" katanya kepada Tempo, Rabu, 4 Juli 2012.

Dalam konteks hibah itu, kata Hasanuddin, tahun lalu Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Udara melapor kepada Komisi. Saat itu kedua institusi tersebut belum menyebutkan nilai kebutuhan anggaran untuk memperbaiki keempat pesawat angkut itu. "Karena kami pandang perlu, maka kami menyetujuinya," ujarnya.

Pemerintah Indonesia dan Australia resmi meneken nota kesepahaman untuk hibah empat pesawat Hercules tipe C-130 H dari Australia, Senin lalu. Penandatanganan kesepakatan dilakukan di Darwin, Australia, antara Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Eris Haryanto dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia David Hurley.

Hibah tersebut sempat dinyatakan gagal oleh pemerintah Jakarta beberapa bulan kemudian. Baru awal tahun ini Kementerian kembali mengajukan hibah dengan anggaran perbaikan US$ 60 juta atau sekitar Rp 570 miliar. Padahal, pada saat yang bersamaan, Australia mengajukan penawaran untuk membeli enam pesawat sejenis siap pakai.

"Harganya US$ 90 juta, atau US$ 15 juta per unit. Kenapa harga perbaikan sama dengan harga jual?" ujar bekas sekretaris militer di era Presiden Megawati Soekarnoputri ini. Dia mengatakan, Komisi akan segera memanggil Kementerian dan TNI AU mengenai kejanggalan hibah ini. "Kami akan panggil Kementerian dan TNI AU segera."

Namun juru bicara Kementerian Pertahanan, Hartind Asrir, membantah tudingan tersebut. Menurut dia, harga jual pesawat buatan Lockheed Martin dari Amerika Serikat itu dalam kondisi prima mencapai US$ 50 juta per unit. Berdasarkan penelusuran di laman Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, harga Hercules tipe C-130 H berkisar US$ 30 juta sebuah.

Dia menjelaskan, biaya perbaikan US$ 60 juta baru kalkulasi kasar. Jumlah persisnya bergantung pada hasil pemeriksaan. "Nilai itu belum pasti, tergantung hasil pemeriksaan tim teknisi kami yang akan terbang ke Australia pekan depan,” kata Hartind, yang memperkirakan tim teknisi akan terbang ke Benua Kanguru sekitar 10 atau 11 Juli mendatang.

Hercules hibah dari Australia, menurut Hartind, amat dibutuhkan oleh Indonesia. Dari satu skuadron Hercules C-130H (satu skuadron terdiri atas 16 unit) yang bermarkas di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, hanya tersisa sekitar 12 unit yang siap terbang.

FEBRIYAN | ELLIZA HAMZAH | BOBBY CHANDRA

Berita terkait

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

22 jam lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

1 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

1 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

1 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

2 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

2 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

2 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

2 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

2 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

2 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya