Dana MTQ Internasional dari Iran Dibantah  

Reporter

Editor

Rabu, 4 Juli 2012 09:45 WIB

Panggung utama Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXIV Tingkat Nasional di Lapangan Merdeka, Ambon, Maluku. ANTARA/Jimmy Ayal

TEMPO.CO, Pontianak - Wakil Presiden RI Boediono, Selasa 3 Juli 2012 malam membuka Musabaqah Tilawatil Qur\'an Internasional I di Pontianak, Kalimantan Barat. Tak kurang 40 tamu kehormatan, 1.500 tamu VIP, dan 2.500 santri seluruh Kalbar dan 1.500 kafilah.

Wapres Boediono hadir didampingi Menpera Djan Faridz, Wamen Agama Nazaruddin Umar, Wamen PU Hermanto Dardak, Ketum PBNU Said Aqil Siradj, beserta rombongan. MTQ tersebut digelar bersamaan dengan MTQ Nasional VII dan Munas IV Jam\'iyyatul Qurra\' Wal Huffazh untuk kalangan pondok pesantren dan Nahdlatul Ulama.

Menjelang penyelenggaraan MTQ Internasional pertama di Kalimantan Barat ini, beredar rumor dana penyelenggaran berasal dari Iran. Dalam pembukaan MTQ Internasional I, hal ini dibantah keras oleh penyelenggara.

\"Sekarang ini ada rumor lewat SMS bahwa penyelenggaraan MTQ ini didanai oleh Iran. Itu tidak benar,\" kata Ketua Jami\'yyatul Qurra\' Wal Hufazh, Abdul Muhaimin Zen, saat membuka pelaksanaan MTQ di Stadion Sultan Syarif Abdurahman, Pontianak, Selasa.

Dia menjelaskan ada sejumlah sponsor yang mendanai perhelatan akbar di kalangan pondok pesantren itu. Zen menyebutkan, di antaranya adalah Pemerintah Provinsi Kalbar, Bank Mandiri, serta Lyman Group.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyediakan dana Rp 3 miliar dari anggaran pendapatan belanja daerah provinsi. Ketua NU Kalbar Muhammad Zeet Hamdy Assovie menyatakan, selain dari pemerintah provinsi, adapula dana dari beberapa sponsor.

Peserta tidak hanya diikuti oleh negara-negara ASEAN, tetapi juga dari Timur Tengah dan Eropa. Negara yang sudah memastikan diri ikut serta adalah Mesir, Irak, Suriah, Rusia dan Kazakhstan.

Di bagian lain, dalam kesempatan yang sama, Ketua PB Nahdlatul Ulama, Said Agil Siraj, mengatakan, NU sangat menentang gerakan radikal, anarkis dan teroris. Selain itu, dia menekankan, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan, tetapi mengedepankan toleransi.

\"Gerakan-gerakan radikal harus kita berantas bersama karena tidak ada kekerasan seperti yang diajarkan dalam Al-Quran,\" kata Said.

Dia mengatakan, kepada warga NU ditekankan untuk bersikap tawasuf karena Islam mengajarkan pengikutnya untuk tawasuf. \"Selain itu, Islam sangat mengedepankan toleransi,\" katanya.

Allah SWT sendiri mengajarkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk tidak mengajarkan Islam dengan kekerasan. Said mengatakan, bukan Indonesia jika didalamnya tidak ada umat Katolik, Kristen, Budha, Hindu, atau Kaharingan sekali pun.

Jika Tuhan menghendaki, lanjutnya, dalam salah satu ayat di Al Quran menyebutkan, bisa saja seluruh umat di muka bumi adalah Islam. Tetapi, Allah bahkan menyatakan kepada Muhammad SAW, bahwa Ia mengizinkan adanya tempat ibadah lain di muka bumi.

ASEANTY PAHLEVI

Berita terkait

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.

Baca Selengkapnya

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?

Baca Selengkapnya

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.

Baca Selengkapnya

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.

Baca Selengkapnya

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.

Baca Selengkapnya

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.

Baca Selengkapnya