Busyro: Saweran Gedung KPK Bukan Gratifikasi

Reporter

Editor

Rabu, 27 Juni 2012 23:42 WIB

Sejumlah mahasiswa mengumpulkan dana untuk pembangunan gedung KPK di Universitas Trisakti, Jakarta, Rabu (27/06). Pengumpulan dana ini ditujukan untuk pembangunan gedung KPK karena DPR RI tidak juga merealisasikan janjinya untuk menyetujui anggaran pembangunan gedung baru KPK. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas mengatakan sumbangan masyarakat untuk membangun gedung baru KPK bukan gratifikasi. Menurut Busyro, gratifikasi berlaku bagi pejabat secara perorangan. Adapun sumbangan akan digunakan untuk membangun gedung negara.

"Pemerintah juga sampai sekarang menerima hibah dari donor asing," kata Busyro saat dihubungi, Rabu, 27 Juni 2012.

Menurut Busyro, keikhlasan publik menggalang dana untuk KPK menandakan bangkitnya demokrasi yang tulus dan sinyal bagi elit politik untuk mengoreksi diri. "Janganlah sinis kepada rakyat yang masih memiliki nurani dan akal sehat," ujarnya.

Ia menyebut tindakan masyarakat mengumpulkan sumbangan sebagai modal sosial. Karena itu, semestinya didukung. "Semoga dengan begitu gedung KPK berdiri murni dari rakyat," katanya.

Sejumlah pihak keberatan dengan penggalangan dana dari masyarakat untuk membangun gedung baru KPK. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo, misalnya, mengatakan pembangunan gedung KPK harus sepenuhnya dibiayai negara.

Sebagai lembaga negara, menurut Tjahjo, KPK tidak boleh menerima uang dari masyarakat. Jika saweran dari masyarakat diterima, maka bisa menjadi preseden buruk bagi pemerintah.

Ketua Fraksi PKB di Dewan Perwakilan Rakyat, Marwan Jaffar, mempersilakan KPK menghimpun dana publik untuk membangun gedung. Namun dia meminta komisi antikorupsi berhati-hati menerima sumbangan sejumlah pihak. "Supaya KPK nantinya tidak tersandera kepentingan-kepentingan yang ada," kata dia.

Ide menggalang dana untuk membangun gedung KPK muncul setelah Komisi Hukum DPR tak kunjung menyetujui anggaran pembangunan gedung. Padahal, anggaran sudah diajukan sejak 2008.

ANGGRITA DESYANI

KPK

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

10 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

13 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

16 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

18 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

19 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

21 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

21 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

23 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

1 hari lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya