Muhammad Nazaruddin bersama Ketua Departemen Bidang Hukum Partai Demokrat Benny Kabur Harman (kanan) dan juru bicara PD Ruhut Sitompul (kiri) usai memberikan keterangan kepada wartawan, di Gedung MPR/DPR, Jakarta pada 10 Mei 2011. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menyambut rencana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Anas Urbaningrum. Menurut dia, ini langkah awal yang dapat memperjelas status Ketua Umum Partai Demokrat itu dalam kasus Hambalang.
"Saya minta KPK segera saja pastikan status Anas, apakah tersangkut kasus itu atau tidak," kata dia saat dihubungi, Selasa, 26 Juni 2012.
KPK menyatakan akan memanggil Anas sebagai saksi kasus Hambalang pada Rabu besok. Juru bicara KPK, Johan Budi SP, menyatakan komisi antirasuah telah melayangkan surat panggilan untuk Anas pada Senin lalu.
Anas disebut terlibat dalam proyek Hambalang. Menurut bekas koleganya, M. Nazaruddin, PT Adhi Karya menggelontorkan duit Rp 100 miliar sebagai imbalan mendapatkan proyek. Sebanyak Rp 50 miliar mengalir ke Kongres Demokrat di Bandung pada 2010. Tujuannya untuk memenangkan Anas sebagai ketua. Anas berulang kali membantah tuduhan Nazaruddin.
Ruhut mendorong Anas untuk memenuhi panggilan KPK. Menurut dia, Anas sebaiknya menjelaskan semua tudingan Nazaruddin. "Saya doakan pemeriksaannya berjalan dengan baik. Kalau Anas merasa tidak ada kaitannya dengan kasus ini, silakan jelaskan semuanya kepada KPK," ujar dia.
Ia mengatakan Demokrat terlalu lama tersandera berbagai kasus yang menurut Nazaruddin melibatkan Anas. Karena itu, Ruhut meminta Anas untuk mundur sementara dari kursi Ketua Umum. "Sebagai kesatria, mau jadi tersangka atau tidak, Anas sebaiknya mundur sementara. Kalau kasus ini sudah selesai dia kan bisa menjabat lagi," ujarnya.
Namun, jika Anas menjadi tersangka, Ruhut mengatakan partai pasti akan mencopot Anas. "Kalau dicopot justru pintu untuk kongres luar biasa akan terbuka," kata dia.
Meski demikian, Ruhut mengatakan tak mendoakan Anas menjadi tersangka. Ia mengatakan hanya menginginkan yang terbaik bagi Demokrat. "Saya tidak ingin berandai-andai. Saya itu yang mendukung Anas waktu kongres karena saya pikir yang terbaik saat itu,” katanya. “Tapi sekarang saya pikir Anas sebaiknya mundur saja demi Partai Demokrat.”