Tanwir Muhammadiyah Bahas Kriteria Pemimpin Nasional

Reporter

Editor

Kamis, 21 Juni 2012 15:48 WIB

Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Jakarta, Rabu 6 Juni 2012. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Bandung -- Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengungkapkan, dalam sidang Tanwir di Bandung, 21-24 Juni 2012, lembaganya akan membahas kriteria calon pemimpin bangsa yang ideal. Muhammadiyah menghindari dimensi politik praktis, tapi hanya pada tataran politik nilai.

”Akan dibicarakan dalam Tanwir ini tentang kriteria pemimpin nasional yang ideal,” kata Din Syamsuddin di Bandung, Kamis, 21 Juni 2012.

Menurut dia, permasalahan Indonesia saat ini berhubungan dengan manajemen dan kepemimpinan. Karena itu, penting sekali munculnya pemimpin visioner yang hadir menyelesaikan masalah, mampu menyejahterakan masyarakat, tapi juga dituntut sebagai solidarity maker yang mengayomi seluruh komponen bangsa.

Din mengatakan pemimpin yang dibutuhkan saat ini bukan untuk kelompok, partai politik, atau golongannya sendiri, tapi pemimpin yang bisa berdiri di atas semua golongan. Koalisi yang dibutuhkan, kata dia, tidak bisa sebatas partai politik saja, tetapi koalisi strategis di seluruh potensi bangsa.

Kendati demikian, Din menepis anggapan bahwa Muhammadiyah akan melibatkan diri dalam politik praktis, termasuk menampilkan nama-nama pemimpin ideal itu. ”Muhammadiyah tidak terlibat politik praktis, jadi tidak dalam posisi yang dapat mencalonkan, mendukung seseorang, karena kami tahu diri, kami tidak berada di situ, tetapi kami punya tanggung jawab memberikan solusi,” kata dia.

Din juga membantah bahwa pembahasan itu untuk menggalang dukungan untuk dirinya mencalonkan diri menjadi calon presiden. ”Saya tidak menjadi presiden Muhammadiyah, dan itu bukan menjadi agenda Tanwir, tidak berbicara pada dimensi politik praktisnya, tapi pada politik nilainya,” kata dia.

Di antara masalah yang dihadapi Indonesia, Din mengutip rilis lembaga PBB tentang daftar negara-negara gagal. “Peringkat Indonesia semakin maju menjadi negara gagal,” kata Din.

Menurut dia, dari 12 variabel yang diperhitungkan, separuhnya, yakni enam variabel, berada di Indonesia. Di antaranya, kata Din, ketidakmerataan distribusi kekayaan negara, merajalelanya korupsi, serta pengusahaan negara oleh segelintir orang. ”Dan ini harus kita prihatinkan sementara sebetulnya sudah terjadi penumpukan masalah,” kata Din.

Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat Ayat Dimyati menambahkan, sidang Tanwir yang digelar di Bandung merupakan Tanwir pertama sejak Muktamar Muhammadiyah ke-46 di Yogyakarta tahun 2010. Tanwir kali ini, kata dia, akan diikuti oleh 320 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. ”Seluruhnya sudah hadir di Kota Bandung sejak kemarin,” kata dia.

Tanwir Muhammadiyah kali ini mengambil tema Gerakan Pencerahan Solusi untuk Bangsa. Rangkaian seluruh sidang akan digelar di Hotel Horison Bandung.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

1 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

3 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

4 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

4 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

8 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

8 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

9 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

9 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Putusan Sengketa Pilpres 2024, Din Syamsuddin: Apapun Keputusannya Bukan Kiamat

11 hari lalu

Putusan Sengketa Pilpres 2024, Din Syamsuddin: Apapun Keputusannya Bukan Kiamat

Din Syamsuddin meminta agar masyarakat menahan diri atas apapun keputusan Mahkamah Konstitusi dalam sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

H-3 Putusan Sengketa Pilpres: Demo AMIN hingga Karangan Bunga Pendukung Prabowo-Gibran

14 hari lalu

H-3 Putusan Sengketa Pilpres: Demo AMIN hingga Karangan Bunga Pendukung Prabowo-Gibran

H-3 putusan sengketa Pilpres 2024 di MK terjadi demo, pengiriman karangan bunga hingga keamanan diperketat.

Baca Selengkapnya