TEMPO Interaktif, Jakarta: Tim Penyidik dari Kejaksaan Swedia yang meneliti keterlibatan Hasan Tiro dengan operasional Gerakan Aceh Merdeka di Aceh, menanyai beberapa saksi hari ini, Sabtu (20/3). Dua orang saksi dari Aceh yang ditanyai adalah Dailami dan Maulidan yang --menurut salah satu petugas di LP Cipinang Sudirman-- dibawa dari Aceh tanpa diborgol. Setibanya mereka di LP Cipinang, mereka langsung dimintai keterangan Tim Penyidik Swedia.Menurut salah satu ketua Babinsa di LP Cipinang, pemeriksaaan Maulidan dilakukan karena dia pernah memgikuti pelatihan militer di Libya. "Otomatis dibawa kesini (Cipinang)," kata petugas itu.Berdasarkan pengamatan Tempo News Room, kedua saksi itu datang langsung dari Aceh tiba di bandara Soekarno-Hatta sore hari. Sekitar pukul 16.20 WIB tiba di LP Cipinang dengan kendaraan Kijang B 2084 IN. Posisi duduk mereka ada di bagian tengah mobil, diapit dua pengawal kanan kirinya. Isi dalam mobil tujuh orang. Di belakang kendaraan yang mereka tumpangi, diikuti patroli polisi bandara Soekarno-Hatta. Mereka dikawal empat polisi berpakaian dinas dan 3 berpakaian preman.Sementara itu, menurut salah satu petugas yang tidak mau disebut namanya, sekitar pukul 15.30 WIB, pemeriksaan terhadap tiga tahanan --yang dilakukan sebelumnya-- dari LP Cirebon dan Nusakambangan yakni Ramli, Ibrahim, Irwan bin Ilyas telah selesai. Profil Saksi yang diperiksa1. Sersan Dua Irwan bin IlyasDesersi dari Group Lima Kopasus Cijantung tahun 2001. Karena terlibat pengeboman BEJ. Dia masuk TNI tahun 1991/1992. Dia berasal dari Desa Brenueng, Kabupaten Pidie.2. Kopral Dua IbrahimDesersi Kostrad Cilodong pada tahun 2000, karena terlibat pengeboman BEJ. MAsuk angkatan tahun 1989. Berasaal dai Desa Lung Mane, Lhokseumawe.3. Prajurit Kepala RamliDesersi dari Detasemen Zeni Tempur Satu Aceh Tahun 1989, karena pencurian senjata. Dia masuk angkatan tahun 1979/1980. Berasal dari Desa Lung Dane kecamatan Matang Glumtang II, Aceh Utara.Martha Warta/Faisal - Tempo News Room