Korban Penembakan Paniai Dibawa ke Jayapura  

Reporter

Editor

Senin, 21 Mei 2012 11:23 WIB

Ilustrasi: TEMPO/Mahfoed Gembong

TEMPO.CO, Jayapura - Dua korban penembakan oleh anggota Brigade Mobil di Kampung Nomowadide, Distrik Bogobaida, Kabupaten Paniai, Papua, akan dibawa ke Jayapura, Selasa 22 Mei 2012. Korban rencananya dirawat di Rumah Sakit Dian Harapan, Jayapura. “Sebenarnya hari ini berangkatnya, tetapi terjadi kerusakan pesawat sehingga ditunda besok,” kata Ketua Aliansi Intelektual Suku Wolani, Moni, dan Mee di Paniai, Thobias Bogubau, Senin 21 Mei 2012.

Thobias menjelaskan dua korban tersebut adalah Lukas Kegepe atau Yulianus Kegepe yang mengalami luka tembak di bagian perut dan Amos Kegepe yang terluka di bagian kaki. Keberangkatan dilakukan dari Nabire dengan menggunakan pesawat kecil, tetapi Thobias belum tahu jenis pesawatnya. “Luka keduanya berat. Rumah Sakit Nabire tidak mampu menanganinya sehingga dirujuk ke Jayapura,” ujarnya.

Untuk biaya perawatan keduanya, pemerintah Paniai membantu sejumlah dana. Selain itu, ada juga bantuan dari warga dan keluarga. “Polisi tidak membantu. Kedua korban tidak bisa jalan. Kita berharap kepolisian bisa menangkap pelaku dan menjatuhkan sanksi,” ucapnya.

Peristiwa penembakan yang terjadi Selasa malam, 15 Mei 2012 sekitar pukul 20.00 WIT, menewaskan Malianus Kagepe yang terkena tembakan di bagian dada. Adapun tiga orang yang mengalami luka-luka, yakni Lukas Kegepe yang tertembak bagian perut, Amos Kagepe mengalami luka tembak di bagian kaki, dan Alpius Kagepe mendapat luka tembak di lengan kanan.

Peristiwa itu bermula dari keributan di rumah biliard milik Yona di Nomowadide. Yona yang ketakutan kemudian melaporkan kejadian itu ke Pos Brimob. Tidak berapa lama sekitar tiga anggota Brimob datang dengan senjata lengkap dan meminta pelaku keributan tenang. Namun peringatan tak digubris. Tiba-tiba seorang di antaranya menyerang anggota Brimob menggunakan stik billiard. Saat itulah seorang anggota Brimob meletuskan senjata dan mengenai korban.

Anggota Komisi II DPR RI, Agustina Basikbasik, mengatakan alasan polisi bahwa penembakan Paniai untuk membela diri merupakan cara lama. “Ini klasik, sangat klasik. Seperti di Merauke pada Januari 2011. Saat itu tentara menembak warga. Alasannya membela diri karena warga ingin merampas senjata. Saya tidak melihat sepenuhnya itu benar,” tuturnya.

Menurut Agustina, tempat kejadian yang jauh dari pusat kota, dekat dengan wilayah penambangan emas tradisional di Degeuwo, memungkinkan aparat bertindak sesuka hati. “Itu untuk melindungi pengusaha besar. Untuk apa ada aparat keamanan di daerah itu. Itu, kan, daerah penambangan yang sudah diinstruksikan harus ditutup oleh pemerintah Papua,” katanya.

Direktur Reserse Umum Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Polisi Wachyono, mengatakan pihaknya telah menurunkan tim terdiri dari Kabid Propam, Kasat Brimob, dan dari Reskrim Umum Polda Papua untuk menyelidiki kasus penembakan tersebut. “Hasilnya akan disampaikan. Kita tunggu saja,” katanya.

JERRY OMONA

Berita terkait

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.

Baca Selengkapnya

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.

Baca Selengkapnya

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.

Baca Selengkapnya

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.

Baca Selengkapnya

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Baca Selengkapnya

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.

Baca Selengkapnya