Dewan Segera Pilih Anggota DKPP

Reporter

Editor

Minggu, 20 Mei 2012 13:44 WIB

ANTARA/Basri Marzuki

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat segera memilih anggota Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu (DKPP). Dari tujuh anggota DKPP yang akan dilantik Presiden, DPR dapat memilih tiga orang di antaranya.

"Kami sudah bagi komposisinya. DPR itu memilih tiga, dua dari Kementerian Dalam Negeri, satu dari Komisi Pemilihan Umum, dan satu dari Badan Pengawas Pemilu," ujar Wakil Ketua Komisi Pemerintahan Abdul Hakam Naja saat dihubungi, Minggu, 20 Mei 2012.

Menurut Abdul Hakam, sebelum proses seleksi dimulai, Komisi Pemerintahan akan menjaring usulan dari setiap fraksi. Nama yang diajukan nantinya akan disaring lagi melalui proses fit dan proper test. Rencananya, setiap fraksi akan mengajukan satu sampai dua nama. "Keputusan final berapa nama yang diajukan fraksi akan disepakati lagi besok dalam rapat intern," ujar dia.

Politikus Partai Amanat Nasional ini mengungkapkan Komisi Pemerintahan sengaja tidak membuka pendaftaran secara terbuka. Alasannya, biasanya, orang-orang yang diharapkan bisa menjadi anggota DKPP enggan untuk mendaftarkan diri. Makanya Komisi Pemerintahan sepakat menggunakan metode pencarian orang atau pengusulan nama dari setiap fraksi.

Posisi DKPP ini dinilai Abdul Hakam sangat strategis sehingga kualifikasi DKPP haruslah orang-orang yang bisa menjaga integritas KPU dan Bawaslu. "Kami khawatir, kalau digunakan metode terbuka, maka orang yang memenuhi kualifikasi DKPP ini tidak akan mendaftar, makanya kami akan mencari orangnya," kata dia.

Untuk bisa dipilih sebagai anggota DKPP, selain memahami dan berpengalaman dalam bidang pemilu, Abdul Hakam mengatakan, syarat utama adalah jam terbang calon dalam masalah kepemiluan. Selain mengerti, seorang anggota DKPP dituntut menjadi hakim dalam pengawasan dan kontrol pelaksanaan pemilu dan pemilihan presiden. "Anggota DKPP juga harus memenuhi integrita moral yang terjaga."

Menurut Abdul Hakam, agenda pertama yang akan dilakukan dalam pemilihan DKPP adalah mekanisme pengusulan dan penetapan calon anggota DKPP. Besok, rencananya, Komisi II akan mengadakan rapat pleno dengan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, KPU, dan Bawaslu. Dalam pleno ini akan dibahas proses penjaringan di tiap lembaga supaya calon yang diusulkan tidak tumpang tindih. Khususnya antara DPR dan Kemendagri.

Sesuai ketentuan undang-undang, anggota DKPP harus sudah disahkan maksimal dua bulan setelah pelantikan KPU dan Bawaslu, yaitu tanggal 12 Juni. Rencananya, proses seleksi di DPR akan rampung pada 30 Mei mendatang. Sementara Kementerian Dalam Negeri bisa lebih dulu menetapkan dua nama karena tinggal menunjuk saja. "Kalau di DPR, karena ada banyak fraksi, jadi harus melalui seleksi dulu," kata Abdul Hakam.

Calon dari DPR ini diharapkan bisa disahkan dalam rapat paripurna, 6 Juni nanti. Jadi, sebelum 12 Juni, tujuh anggota DKPP diharapkan sudah bisa ditetapkan oleh Presiden.

IRA GUSLINA SUFA

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

22 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

7 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya