TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat berencana memanggil Kepala Kepolisian RI. DPR akan meminta klarifikasi Kapolri atas pelarangan konser penyanyi papan atas asal Amerika Serikat, Lady Gaga.
"Kapolri akan kami panggil, tapi belum dijadwalkan," ujar Ketua Komisi Hukum, Benny Kabur Harman, di gedung DPR, Rabu, 16 Mei 2012.
Menurut Benny, pelarangan konser adalah tindakan yang tidak masuk akal. Apalagi penolakan itu hanya berdasarkan pertimbanganan moral. Benny menilai polisi tidak bisa melakukan pelarangan hanya berdasarkan pertimbangan subyektif.
Institusi kepolisian, kata Benny, masih sering menggunakan pendekatan moralistik, tetapi sarat dengan inkonsistensi. Menurut dia, oknum polisi pun masih ada yang menjadi beking perjudian. "Negara seharusnya tidak perlu mengurus moral," ujar dia.
Dalam menjamin rasa aman, kepolisian diminta tidak tunduk pada kelompok tertentu. Termasuk pada FPI. "Ada kesan kuat di mata masyarakat bahwa institusi kepolisian tidak mampu menjaga keamanan negara," ujar dia. Benny khawatir ketidakpercayaan masyarakat pada polisi akan meluas menjadi tindakan main hakim sendiri.
Lady Gaga, pelantun lagu Born This Way, dijadwalkan menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada 3 Juni 2012. Jumlah tiket yang telah terjual dikabarkan sebanyak 2.000 lembar. Tiket konsernya dijual dari harga Rp 465 ribu-Rp 2,250 juta.
Kepolisian Daerah Metro Jaya telah melarang konser Lady Gaga. Polda pun mengeluarkan surat rekomendasi untuk Markas Besar Kepolisian RI agar menolak rencana Big Daddy mendatangkan Lady Gaga ke Indonesia.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo juga mendukung surat pelarangan konser itu. Kata Timur, kedatangan Lady Gaga ke Jakarta tidak memberikan banyak manfaat.
IRA GUSLINA SUFA
Berita terkait
Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat
2 jam lalu
Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.
Baca SelengkapnyaYusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno
2 jam lalu
Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran
Baca Selengkapnya3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara
3 jam lalu
Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?
Baca SelengkapnyaRevisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial
7 jam lalu
DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.
Baca SelengkapnyaPansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons
10 jam lalu
Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.
Baca SelengkapnyaDua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman
11 jam lalu
Ketua MKMK menyebut dua pasal di revisi UU MK ini mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Pasal mana saja itu?
Baca SelengkapnyaHujan Kritik Revisi UU Keimigrasian
15 jam lalu
Revisi UU Keimigrasian yang diusulkan DPR dikhawatirkan menjadi celah pihak yang berperkara untuk melarikan diri.
Baca SelengkapnyaRUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD
1 hari lalu
Pengesahan RUU MK di tahap I menimbulkan polemik. Sebab, selain dianggap dibahas diam-diam, bisa melemahkan independensi MK. Apa kata Ketua MKMK?
Baca SelengkapnyaDPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya
1 hari lalu
Naskah akademik itu menilai batas usia pensiun 58 tahun berbanding terbalik dengan meningkatnya keahlian anggota Polri seiring penambahan usia.
Baca SelengkapnyaKenaikan UKT Dinilai Tak Wajar, Komisi X DPR Dorong Pemerintah Revisi Permendikbud SBOPT
1 hari lalu
DPR akan meminta pemerintah merevisi Permendikbud yang jadi dasar penghitungan UKT.
Baca Selengkapnya