TEMPO Interaktif, Solo: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempunyai tiga pilihan koalisi dalam pemilihan presiden mendatang. Ketiga pilihan koalisi itu adalah dengan Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Hasyim Muzadi. Demikian dikatakan Ketua Fraksi PDIP Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Tjahjo Kumolo, kepada TNR, di Solo, Sabtu (28/2).Dari berbagai pertemuan yang dilakukan petinggi PDIP, muncul sejumlah nama seperti Akbar Tanjung, Hasyim Muzadi, Surya Paloh, Yusuf Kalla, Hamzah Haz dan sebagainya untuk menjadi pasangan Megawati dalam pemilihan presiden mendatang. "Dengan Partai Golkar misalnya, belum tentu dengan Akbar Tanjung. Karena Golkar pun belum tentu mencalonkannya, masih menunggu hasil konvensi juga," kata Tjahjo.Menurut Tjahjo, duet Mega-Akbar masih terlalu jauh untuk direalisasikan, walau sebagian kalangan menilai jika Mega berkoalisi dengan Akbar Tanjung, akan dapat langsung memenangkan pemilihan presiden pada putaran pertama. Walau belum jelas kepastian pasangan duet Megawati dengan Akbar, tapi seperti dikatakan Tjahjo, "Taufik Kiemas sering bertemu dengan Akbar Tanjung, baik dalam acara kenegaraan maupun pertemuan khusus secara informal".Menggandeng Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi tampaknya juga belum bisa dipastikan. Walau memimpin organisasi dengan massa puluhan juta orang, tapi Hasyim tidak mempunyai kendaraan politik. "Masih harus dilihat, partai mana yang akan menjagokan Hasyim Muzadi," kata Tjahjo.Selain duet Mega-Muzadi atau Mega-Akbar, koalisi Mega-Haz juga jadi pilihan lain. Karena bagaimanapun juga, duet itu sudah teruji dan terbukti memimpin negara ini. "Tapi, penyebutan nama pasangan calon wakil presiden baru dilakukan setelah pemilu legislatif. Kita akan lihat perolehan suara di DPR juga," kata Tjahjo lagi. Imron Rosyid - Tempo News Room