Kisah Bang Maman, Penerbit Buku Anak Diminta Sensitif
Reporter
Editor
Jumat, 13 April 2012 07:22 WIB
Sxc.hu
TEMPO.CO, Jakarta - Pengajar komunikasi Universitas Indonesia, Nina Armando, mengatakan penerbit sangat bertanggung jawab atas isi buku untuk anak-anak. Proses penulisan hingga penerbitan seharusnya sudah direncanakan dengan matang.
"Penerbit harus sensitif dan bisa menyeleksi cerita yang tepat disampaikan untuk anak," tuturnya saat dihubungi Tempo, Kamis, 12 April 2012. Ia menyebut cerita rakyat yang memuat kisah tentang istri simpanan tak layak dimuat dalam buku untuk anak usia sekolah dasar.
Tanggapan itu ia berikan terhadap polemik kisah "Bang Maman dari Kali Pasir", cerita yang dimuat dalam buku muatan lokal Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta. Buku terbitan CV Media Kreasi itu ditujukan untuk siswa kelas 2 SD. Kisah tersebut menjadi perbincangan di media sosial Twitter karena bercerita tentang istri simpanan dan perebutan harta.
Cerita seperti ini, kata dia, bisa membuat masa kecil anak terenggut dan membuat mereka dewasa sebelum waktunya. Selain itu, cerita tentang hal yang negatif harus segera diimbangi dengan ganjaran yang didapat pelaku. "Sehingga anak belajar bahwa perbuatan baik akan dibalas kebaikan sementara perbuatan jahat akan berakibat buruk," katanya.
Cerita tentang istri simpanan dan perebutan harta ini menurutnya tak layak dikonsumsi anak. "Memalukan, karena ini buku teks yang harus dipelajari anak," katanya.
Karena itu, pengawasan juga harus dilakukan oleh pihak sekolah dan orang tua. Sekolah, kata dia, harus membaca buku secara menyeluruh. Isi buku pelajaran muatan lokal memang diserahkan kepada sekolah, tidak berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Orang tua juga harus ikut membaca sehingga bisa protes jika ada kejanggalan," katanya.
Pengajaran kebahasaan yang bermutu di suatu sekolah akan berdampak positif pada pelajaran lain. Khususnya keberadaan guru mata pelajaran bahasa yang baik akan meningkatkan prestasi murid bukan saja di bahasa, tapi juga di mata pelajaran matematika, dan pengaruhnya pada matematika ini bertahan lama. Lebih tepatnya, murid yang belajar dari guru bermutu di mata pelajaran English Language Arts (ELA), prestasinya di pelajaran matematika akan meningkat juga.