PKS Tak Anggap Penjelasan Sekretaris Setgab  

Reporter

Editor

Rabu, 4 April 2012 14:36 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah mengatakan partainya tidak terpengaruh dengan isu yang dilemparkan Sekretariat Gabungan terkait koalisi. Dia mengakui pemutusan hubungan koalisi akan diterima bila disampaikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kalau yang ngomong Sekretariat Gabungan artinya mereka gagal memahami," kata Fahri di gedung DPR-RI, Rabu, 4 April 2012. Menurut dia, urusan koalisi sepenuhnya berada di tangan Presiden. "Kalau bukan Presiden langsung yang ngomong tidak ada efeknya ke partai," katanya.

Menurut Fahri, dari kesepakatan internal partai, keputusan akan tetap bertahan di dalam koalisi atau tidaknya bergantung Presiden. "Dia yang meminang kami pertama kali," katanya. Sehingga dia sekali lagi menekankan bahwa posisi PKS di dalam koalisi urusan SBY. "Apalagi posisi menteri," katanya.

Fahri mengatakan apa yang dilontarkan oleh Syarif Hasan selaku Sekretaris Setgab tidak memenuhi perspektif etika dan tata hukum negara.

Seperti diketahui, Presiden SBY, yang juga Ketua Sekretariat Gabungan Partai Koalisi, memimpin rapat Setgab di Cikeas. Hadir dalam rapat itu, pimpinan partai koalisi minus PKS. Mereka adalah Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Alie, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar.

Pertemuan Selasa, 3 April 2012 malam itu berlangsung tiga jam. Pertemuan, menurut Sekretaris Setgab Syarief Hassan, sengaja tidak mengundang PKS. (baca: Pertemuan Setgab Sengaja Tak Undang PKS) Dan hasilnya, Setgab akhirnya mengeluarkan PKS dari koalisi karena dianggap menyalahi kontrak koalisi. (Baca: Setgab Keluarkan PKS dari Koalisi)

Keputusan itu, menurut Syarief, berkaitan dengan sikap PKS yang kembali berseberangan dengan kebijakan pemerintah. Terakhir adalah opsi yang diambil PKS untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi (BBM) di paripurna DPR. Saat voting, Fraksi PKS tetap mempertahankan Pasal 7 Ayat 6 dalam UU APBN-P 2012 yang mengatur harga BBM bersubsidi tidak naik. PKS menolak opsi yang memberi ruang bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.

SYAILENDRA


Berita terkait
Terancam Didepak, Menteri Salim Percaya SBY-PKS Masih Kuat
Pertemuan Setgab Sengaja Tak Undang PKS
Setgab Depak PKS Dari Koalisi
SBY Rancang Posisi Baru Setgab di Cikeas
Kekesalan SBY terhadap PKS Memuncak
Ada Apa SBY Bertemu dengan Setgab Malam Ini?
PKS Soal Koalisi: Kami Bukan Jelangkung
Pengamat Sebut SBY Masih Butuh PKS
Pengamat: Demokrat Melunak karena SBY Butuh PKS
Ical: Kami Nyaman-nyaman Saja dengan PKS
Dipo Alam: PKS Itu Banci

Berita terkait

Elite Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Berkumpul di Pulau, Apa yang Dibahas?

31 Mei 2023

Elite Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Berkumpul di Pulau, Apa yang Dibahas?

Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres berkumpul di pulau pada pekan lalu. Apa saja yang dibahas?

Baca Selengkapnya

PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara

23 Mei 2023

PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara

Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Depok Ade Supriyatna menilai semua pihak boleh melempar sosok tokoh dan mengusulkan kandidat Wali Kota Depok pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kala Anies Baswedan Ungkit Dukungan PKS Saat Jabat Gubernur DKI Jakarta

24 Februari 2023

Kala Anies Baswedan Ungkit Dukungan PKS Saat Jabat Gubernur DKI Jakarta

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk menjadi bakal Capres 2024.

Baca Selengkapnya

Meski Dikecam, Legislator PKS Ngotot Ingin Bikin Ranperda LGBT di Medan

11 Januari 2023

Meski Dikecam, Legislator PKS Ngotot Ingin Bikin Ranperda LGBT di Medan

Legislator asal PKS meyakini dari delapan fraksi di DPRD Kota Medan pasti terdapat yang mewacanakan Ranperda Kota Medan, terutama perilaku LGBT.

Baca Selengkapnya

Ridwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita

25 Desember 2022

Ridwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita

Budayawan Betawi Ridwan Saidi tutup usia hari ini, Minggu, 25 Desember 2022.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Bersiap Hadapi Urusan Berikutnya usai Lengser dari Balai Kota

21 Agustus 2022

Anies Baswedan Bersiap Hadapi Urusan Berikutnya usai Lengser dari Balai Kota

"Kalau sudah selesai satu urusan, kita bersiap dengan urusan yang berikutnya," kata Anies Baswedan sambil mengutip Surat Al-Insyirah ayat 7

Baca Selengkapnya

Jabatannya Habis Oktober 2022, Anies Baswedan: Insya Allah Tetap Ada di Jakarta

21 Agustus 2022

Jabatannya Habis Oktober 2022, Anies Baswedan: Insya Allah Tetap Ada di Jakarta

Anies Baswedan mengatakan meski tugasnya sebagai gubernur DKI Jakarta selesai Oktober mendatang ia tidak akan meninggalkan Jakarta

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan: Selesai Oktober Istirahat Dulu Baru Kerja Lagi yang Berikutnya

21 Agustus 2022

Anies Baswedan: Selesai Oktober Istirahat Dulu Baru Kerja Lagi yang Berikutnya

"Setelah selesai Oktober tuntas di Jakarta, besoknya ke mana habis itu?" tanya Anies Baswedan yang dijawab kader PKS dengan teriakan 'Presiden'.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Hadiri Acara Jalan Sehat PKS, Sorakan Presiden Menggema

21 Agustus 2022

Anies Baswedan Hadiri Acara Jalan Sehat PKS, Sorakan Presiden Menggema

PKS bakal memilih calon presiden dan wakil presiden yang memiliki karakter nasionalis-religius. Anies Baswedan masuk daftar

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Ubah Rumah Sakit Jadi Rumah Sehat, PKS: Puskesmas Bukan Pusat Kesakitan Masyarakat

5 Agustus 2022

Anies Baswedan Ubah Rumah Sakit Jadi Rumah Sehat, PKS: Puskesmas Bukan Pusat Kesakitan Masyarakat

PKS memuji Anies Baswedan yang mengubah nama rumah sakit jadi rumah sehat dengan mengatakan Puskesmas bukan Pusat Kesakitan Masyarakat.

Baca Selengkapnya