TEMPO.CO, Jakarta- Wakil Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Saan Mustofa menegaskan Demokrat tak akan membicarakan sanksi kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menyatakan menolak kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak. Demokrat akan melihat dulu langkah apa yang akan dilakukan PKS jika nanti pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM.
"Itu nanti. Kita akan lihat dulu bagaimana sikap PKS kalau memang BBM naik," kata Saan kepada wartawan di gedung MPR/DPR, Rabu, 28 Maret 2012.
PKS melakukan manuver politik melalui pernyataan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq. Dia menyatakan akan menolak kenaikan harga BBM di parlemen. Namun pernyataan ini berbeda dengan suara Fraksi PKS di Badan Anggaran DPR. Mereka menyatakan setuju dengan opsi pertama postur APBN-Perubahan 2012 yang diajukan pemerintah.
Dalam opsi APBN Perubahan yang diajukan pemerintah, subsidi BBM, LPG, dan BBN hanya diberikan sebesar Rp 137,4 triliun. Konsekuensinya, Pasal 7 ayat 6 Undang-Undang APBN 2012 yang melarang pemerintah menaikkan harga BBM harus dihapus. Namun pemerintah mengajukan anggaran sebesar Rp 30,6 triliun untuk kompensasi kenaikan BBM. Anggaran Rp 25,6 triliun itu akan digunakan untuk kompensasi berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dan sisanya untuk subsidi transportasi.
Saan menghormati penolakan PKS tersebut. Dia hanya mengingatkan bahwa PKS merupakan anggota dari koalisi yang seharusnya mengusung apa pun kebijakan pemerintah. "Sebagai kawan, kami harap PKS tetap bisa memegang komitmen untuk mengawal pemerintah dengan segala kebijakannya. Konsisten mendukung apa pun kebijakan pemerintah," katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan. Menurut dia, partainya tidak akan mengeluarkan pernyataan apa pun sebelum PKS menentukan langkah berikutnya. "Jawabannya tergantung. Ingat, bola bukan di kami, tapi di mereka," katanya.
FEBRIYAN
Berita terkait
Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk
20 hari lalu
Berikut tanggapan para pengamat politik dan peneliti soal koalisi Prabowo ke depan yang hampir pasti bakal gemuk.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo
37 hari lalu
Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.
Baca SelengkapnyaSoal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya
21 Juli 2023
Erwin Aksa memastikan bahwa arah politik Golkar akan selalu berada di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaKata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi
15 Juli 2023
Anas Urbaningrum dan Gede Pasek sebut Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN belum tentukan arah koalisi untuk Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaAirlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP
5 Juni 2023
Airlangga menyebut dirinya bahkan baru bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Sabtu malam kemarin.
Baca SelengkapnyaPKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga
5 Mei 2023
Airlangga menjelaskan, Golkar sedianya sudah membentuk tim teknis untuk koalisi inti.
Baca SelengkapnyaDua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi
2 Mei 2023
Menurut Airlangga, pertemuan dengan Jokowi ini lebih banyak membahas kondisi perekonomian ke depan. Adakah bahas politik?
Baca SelengkapnyaPolitikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok
2 Mei 2023
Halalbihalal DPP PKB dan DPP Golkar itu digelar di Resto Plataran Senayan.
Baca SelengkapnyaPAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah
30 April 2023
Bukan hanya jemput bola, Eddy menyebut pihak lain juga berupaya menjangkau PAN untuk berkomunikasi.
Baca SelengkapnyaJokowi Disebut Bakal Kumpulkan Lagi Ketua Umum Partai Koalisi
26 April 2023
Sebelumnya pada 2 April 2023, Jokowi juga sudah bertemu dengan lima ketua umum partai koalisi. Tak mengundang Surya Paloh.
Baca Selengkapnya