DPR Tolak Kapal Fregat Bekas Brunei  

Reporter

Editor

Senin, 26 Maret 2012 19:50 WIB

Kapal perang jenis Multirole Light Frigate. wikimedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi I DPR mempermasalahkan pembelian tiga unit kapal tempur jenis Multi Role Light Fregat yang diusulkan TNI Angkatan Laut. Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin, menyatakan bahwa kapal ini ditolak oleh Brunei karena tidak sesuai dengan spesifikasi pesanan.

"Kenapa kita mau membeli kapal yang ditolak oleh Brunei dan sudah ditawarkan ke Vietnam tetapi ditolak juga," ujarnya dalam rapat kerja Komisi I dengan Wakil Menteri Pertahanan dan jajaran Kepala Staf TNI, Senin 26 Maret 2012.

TB Hasanuddin mengatakan kapal perang jenis MRLF ini awalnya dipesan oleh Brunei Darussalam dari perusahaan pembuat kapal BAE, Inggris. Namun, pemerintah Brunei mencium ada aroma penggelembungan anggaran dalam pengadaan kapal ini. "Dan spesifikasinya diturunkan. Karena itu Sultan Brunei tidak mau membayar," ujarnya.

Namun, BAE memperkarakan Brunei ke Arbitase Internasional pada 2007. Brunei pun terpaksa membayar. "Tapi tidak dipakai, kapal itu dijual ke perusahaan Jerman karena Brunei mau beli kapal dari perusahaan itu," lanjut TB Hasanuddin.

Mantan Sekretaris Militer era Megawati Soekarno Putri ini menambahkan, kapal itu pernah ditawarkan kepada Indonesia beberapa tahun lalu, namun ditolak. Alasannya, "Waktu itu katanya kapal ini kalau dipakai high speed miring, dan meriamnya tidak bisa tepat sasaran," ujarnya.

Protes soal rencana pembelian kapal ini juga disampaikan oleh Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat, Salim Mengga. Ia menyarankan agar TNI AL tak membeli kapal yang diragukan kualitasnya. "Karena kalau Brunei saja menolak, apa kontribusinya nanti untuk pertahanan kita," ujarnya.

Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Soeparno, menanggapi cecaran ini dengan dingin. Menurutnya, pembelian ini sendiri masih dalam tahap perencanaan. Ia mengatakan, TNI AL memang memerlukan tambahan armada untuk menjaga wilayah perbatasan laut Indonesia. Soal masalah teknis yang dialami oleh kapal perang ini, ia mempersilakan DPR menyiapkan tim teknis untuk mengetes kapal tersebut. "Kata orang kalau tidak percaya silakan dicoba. Apa benar miring atau tidak," ujarnya.

FEBRIYAN

Berita terkait

Apa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?

8 Januari 2024

Apa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?

Alutsista menjadi kata yang sering diucapkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat capres Pemilu 2024 di Istora Senayan pada Ahad, 7 Januari.

Baca Selengkapnya

SETARA Institute Sesalkan Isu Krusial Reformasi TNI hingga Papua Tak Disinggung di Debat Capres

8 Januari 2024

SETARA Institute Sesalkan Isu Krusial Reformasi TNI hingga Papua Tak Disinggung di Debat Capres

Salah satu isu krusial yang tak dibahas, perluasan penempatan TNI pada jabatan sipil, terutama jabatan sipil di luar ketentuan Pasal 47 ayat 2 UU TNI

Baca Selengkapnya

Ganjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?

6 Januari 2024

Ganjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?

Menjelang debat capres kedua, Ganjar Pranowo menyoroti isu-isu penting seperti alat utama sistem senjata atau alutsista.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun

12 Desember 2023

4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut beberapa alutsista udara menjadi prioritas belanja Kementerian Pertahanan di anggaran 2024.

Baca Selengkapnya

Peringkat Militer Dunia: Kekuatan Militer Indonesia Urutan Ke-13

27 Juli 2023

Peringkat Militer Dunia: Kekuatan Militer Indonesia Urutan Ke-13

Kekuatan militer Indonesia yang meliputi personel, alutsista, dan Industri pertahanan via PT Pindad berada di urutan ke-13 di Dunia.

Baca Selengkapnya

Wiranto Kagumi Pesawat Nir-awak Drone CH4

12 September 2019

Wiranto Kagumi Pesawat Nir-awak Drone CH4

Drone CH4 masuk dalam pengadaan pada rencana strategis (Renstra) TNI Tahap II.

Baca Selengkapnya

Tambah Alutsista, TNI Terima Sembilan Pesawat Baru dari PT DI

10 Januari 2018

Tambah Alutsista, TNI Terima Sembilan Pesawat Baru dari PT DI

TNI juga memesan sembilan alutsista lainnya yakni pesawat Cassa NC-212i, tujuh helikopter Caracal, enam helikopter serang, empat pesawat AKS Peter.

Baca Selengkapnya

TNI Dapat Alutsista Baru, Heli Serang dan Heli Anti Kapal Selam

9 Januari 2018

TNI Dapat Alutsista Baru, Heli Serang dan Heli Anti Kapal Selam

TNI mendapat alutsista baru berupa 3 heli serang, 2 unit heli anti kapal selam, dan satu unit pesawat CN235 MPA. Alutsista ini buatan PT DI.

Baca Selengkapnya

TNI AD Diminta Perkuat Alutsista untuk Infanteri dan Kaveleri

21 Desember 2017

TNI AD Diminta Perkuat Alutsista untuk Infanteri dan Kaveleri

Ada beberapa aspek dalam penyediaan alutsista yang harus diperkuat TNI Angkatan Darat guna memenuhi Minimum Essential Force pada 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR: PT Pindad Butuh Dukungan Politik

25 Oktober 2017

Ketua MPR: PT Pindad Butuh Dukungan Politik

Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan harus ada dukungan politik untuk industri senjata PT Pindad. Sebisa mungkin TNI-Polri pakai produk Pindad.

Baca Selengkapnya