TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum menentukan sikap soal kenaikan harga bahan bakar minyak. Ketua Fraksi PKS Mustafa Kamal menyatakan partainya mulai mempertimbangkan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Kami baru mempelajari skema yang diajukan dan belum ada istilah setuju atau tidak setuju," ujar Mustafa di gedung MPR/DPR, Kamis, 15 Maret 2012.
Apa yang Mustafa katakan sedikit berbeda dengan komentar sejumlah elite partai itu. Sebelumnya anggota Dewan Syuro Hidayat Nur Wahid dan Sekretaris Jenderal Partai Annis Matta menyatakan PKS tetap menolak rencana kenaikan harga BBM. Menurut Hidayat, partainya terus mendorong pemerintah mencari langkah alternatif untuk menutup tingginya beban subsidi BBM. Salah satunya dengan mengoptimalkan sumber pemasukan negara. Misalnya dengan percepatan renegosiasi kontrak karya beberapa perusahaan tambang besar, seperti Freeport. Pemerintah juga diminta mengoptimalkan pendapatan melalui pajak dan memberantas mafia pajak yang masih menggerogoti pendapatan negara.
Menurut Mustafa, perubahan sikap PKS ini dimungkinkan karena baru mendapat penjelasan perubahan asumsi harga minyak mentah di APBN Perubahan. Dalam rapat Sekretariat Gabungan (Setgab) yang dilakukan di Cikeas tadi malam, kembali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan perkembangan situasi global yang menyebabkan harga BBM harus tetap dinaikkan. "Presiden menjamin bahwa kenaikan harga BBM akan berlangsung sesuai dengan undang-undang,” katanya.
Mustafa melanjutkan, dalam pertemuan yang dihadiri enam pimpinan partai dan fraksi pendukung pemerintah hampir tidak ada pembahasan menolak kenaikan harga BBM. Termasuk dari PKS. "Kami hanya memberi masukan alternatif yang bisa diambil pemerintah untuk menahan kenaikan harga BBM," ujarnya.
PKS mengingatkan pemerintah agar keputusan menaikkan harga BBM harus memastikan keamanan APBN. PKS salah satunya menawarkan sistem double price. Artinya kenaikan BBM hanya diberlakukan untuk kendaraan pribadi, tapi angkutan umum tetap menggunakan tarif lama. "PKS berkomitmen menjaga pertumbuhan ekonomi nasional," kata Mustafa.
Sebelumnya PKS mengusulkan tiga solusi yang bisa dilakukan pemerintah. Pemerintah diminta mempercepat program konversi BBM ke gas, melanjutkan kebijakan untuk menata infrastruktur penggunaan gas, dan tidak mengurangi subsidi BBM. Pengaturan harga BBM harus diikuti pengelolaan energi listrik dan pengaturan tarif listrik.
IRA GUSLINA SUFA
Berita terkait
Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina
4 September 2022
Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaPuasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan
11 Mei 2017
Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Impor BBM Ditekan
5 Januari 2017
Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.
Baca SelengkapnyaPertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017
25 November 2016
Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.
Baca SelengkapnyaPremium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya
30 September 2016
Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.
Baca SelengkapnyaLibur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen
6 Mei 2016
Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus
3 Februari 2016
Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.
Baca SelengkapnyaIni Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus
25 Juni 2015
Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium
16 Juni 2015
Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.
Baca SelengkapnyaPertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan
22 April 2015
Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.
Baca Selengkapnya