TEMPO.CO, Jakarta - Telekomunikasi lelet gara-gara jaringan rupanya tidak hanya dialami warga negara biasa. Hari ini di gedung SMESCO (SMETower), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun dibuat menunggu karena jaringan yang tidak stabil. Padahal, sewaktu dicoba sebelum acara oleh MC, peralatan telekonferensi bisa digunakan dengan baik.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, telekonferensi dengan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu'mang mengenai perkembangan kewirausahaan pun terpaksa dibatalkan.
"Suaranya belum muncul, cek teknisinya. Beralih ke Jawa Tengah, belum muncul suaranya. Terbang ke Denpasar dulu mudah-mudahan muncul suaranya, eh belum juga muncul. Ada penjelasan dari yang punya gawe?" Yudhoyono bertanya kepada para panitia peringatan ulang tahun pertama Gerakan Kewirausahaan Nasional, Kamis, 8 Maret 2012.
Tak kunjung betul, Presiden pun menyentil Telkom dan TVRI. "Silakan Telkom dan TVRI atasi, biar kami berempat tidak disetrap. Jangan-jangan delay-nya bukan tiga menit, tetapi setengah jam." Presiden bercanda berusaha mencairkan suasana.
Kebetulan dalam acara sebelumnya, Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah turut mendapat penghargaan kewirausahaan.
Tak kunjung mulai, Presiden pun kembali bercanda. "Memang komunikasi itu ada dua macam, ada dengan batin pakai hati, ada dengan lahir, "SBY melanjutkan dengan tangannya menunjuk bagian hati. Tawa pun berderai.
Setelah menunggu, panitia pun memberitahukan kalau komunikasi bisa berlangsung satu arah sehingga Presiden masih bisa memberi pengarahan kepada tiga kepala daerah.
"Saya minta maaf interaksinya tidak bisa langsung, jadi tidak hidup. Insya Allah dengan isyarat sampai betul." Presiden pun menyambung candanya.
Dalam pesan singkatnya, Presiden meminta agar penciptaan wirausaha dan pengurangan pengangguran bisa dilakukan di provinsi masing-masing. "Interaksi ini, maksud saya ingin menjalankan dengan doa saja," kata dia.
ARYANI KRISTANTI
Berita terkait
Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen
45 hari lalu
ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.
Baca Selengkapnya2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital
28 Februari 2024
Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaRupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?
26 Februari 2024
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.
Baca SelengkapnyaPhiladelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?
24 Februari 2024
Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?
Baca SelengkapnyaGenerasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras
15 Februari 2024
Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.
Baca SelengkapnyaPengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja
7 Februari 2024
Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.
Baca SelengkapnyaSomalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International
1 Februari 2024
Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.
Baca SelengkapnyaAnies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY
29 Januari 2024
Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus
24 Januari 2024
Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran
20 Januari 2024
Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.
Baca Selengkapnya