TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa suap Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) Kawasan Transmigrasi, Dadong Irbarelawan, menyesal telah korupsi. "Saya menyesal telah berbuat ilegal," kata Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi Program Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Senin, 5 Maret 2012.
Dadong menyampaikan penyesalannya itu ketika ditanya oleh ketua majelis hakim Herdin Agustien. Dirinya menyatakan tahu perbuatan yang dilakukannya bersama I Nyoman Suisnaya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, dan Dharnawati, kuasa direksi PT Alam Jaya Papua, adalah salah.
Ketiganya ditangkap oleh KPK pada 25 Agustus tahun lalu di kantor Kementerian Tenaga Kerja. KPK juga menyita uang suap sebesar Rp 1,5 miliar. Mereka kemudian dijadikan tersangka suap. Adapun Dharnawati sudah divonis bersalah dengan hukuman dua tahun enam bulan penjara.
Uang tersebut diberikan oleh Dharnawati kepada Dadong dan Nyoman sebagai commitment fee setelah Dharnawati mendapat proyek DPPID Transmigrasi di empat daerah di Papua, yaitu Kabupaten Keerom, Manokwari, Teluk Wondama, dan Mimika, dengan total anggaran Rp 73 miliar.
Fee itu disebut-sebut akan diberikan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Abdul Muhaimin Iskandar sebagai hadiah Lebaran. Ketiga terdakwa mendapat informasi itu dari Ali Mudhori--mantan tim asistenti Menteri Muhaimin--, Iskandar Pasadjo--karib Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Tamsil Linrung--, dan Sindu Malik--mantan pejabat Kementerian Keuangan. Muhammad Fauzi--bekas tim asistensi Muhaimin--pun menguatkannya dalam pembicaraannya dengan Ali. Namun, di persidangan, keempatnya kompak membantah keterangan mereka kepada penyidik. Muhaimin di dalam sidang juga mengatakan bahwa namanya telah dicatut.
Dadong berujar, penerimaan fee itu adalah salah. Namun dia merasa tertekan dari Ali Mudhori; Sindu Malik; Acos--sapaan Iskandar Pasadjo--; Nyoman; serta Dhany Nawawi, mantan Staf Khusus Presiden bagian Tim Penilai Akhir. Alasannya, nama-nama itu sering membawa nama atasannya, Menteri Muhaimin Iskandar.
RUSMAN PARAQBUEQ
Berita Terkait
Dadong Manfaatkan Uang Suap Agar Jabatannya Naik
Yulianis Beberkan Peran Nazar di Proyek PLTS
Dhany dan Dharnawati Saling Panggil "Papa-Mama"
Saksi Akui Kerjasama dengan Nazar-Neneng
Saksi: Tamsil Linrung Pernah Tanyakan Proyek KTM
Sakit, Ali Mudhori Batal Bersaksi
5 Miliarder Pegawai Pajak Selain Dhana dan Gayus
Berita terkait
Suap di Kemenakertrans, Charles Mesang Dituntut 5 Tahun Bui
24 Agustus 2017
Anggota DPR Charles Mesang dituntut penjara 5 tahun dengan denda Rp 300 juta subsidair 4 bulan kurungan dalam kasus korupsi di Ditjen P2KTrans.
Baca SelengkapnyaKPK Perpanjang Masa Penahanan Charles Jones Mesang
31 Maret 2017
KPK telah memeriksa Charles Jones Mesang sebagai tersangka dalam kasus di Kemnakertrans itu pada Kamis 30 Maret 2017.
KPK Periksa 5 Mantan Pegawai Kemenakertrans
23 Februari 2017
Mantan lima pegawai Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu diperiksa sebagai saksi dengan tersangka Charles Jones Mesang.
Baca SelengkapnyaEks Anak Buah Muhaimin Iskandar Resmi Ditahan KPK
10 September 2015
Dirjen di Kemenaker ketika Muhaimin Iskandar menjabat Menteri ini ditahan KPK setelah 7 bulan ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaNusron Minta KPK Selidiki Pemalsuan Dokumen TKI
12 Januari 2015
Menurut Nusron, sejumlah TKI bisa berangkat menggunakan dokumen palsu.
Baca SelengkapnyaNeneng Sri Wahyuni Cemburui Angie?
11 Oktober 2012
Neneng sampai mengancam mogok makan.
Baca SelengkapnyaNeneng Sri Wahyuni Tolak Teken Surat Penahanan
10 Oktober 2012
Neneng Sri Wahyuni meminta dipindahkan ke Rumah Tahanan Pondok Bambu.
Baca SelengkapnyaNazar Kembali Pojokkan Saan di Kasus Korupsi Listrik
3 Oktober 2012
Tidak lama setelah pertemuan, menurut Nazar, Saan menyerahkan uang sebesar US$ 50 ribu kepada Menteri.
Saan Dicecar 7 Pertanyaan Kasus Korupsi Listrik
26 September 2012
Saan dicecar mengenai pertemuan pembahasan proyek bersama Nazaruddin dan Menteri Erman Soeparno.
Baca SelengkapnyaSaan Mustofa Diperiksa Terkait Korupsi Listrik
26 September 2012
Nazaruddin menyebutkan Saan ikut terlibat saat proses pembahasan anggaran proyek listrik tersebut.
Baca Selengkapnya