Aset Hendra Rahardja di Australia Raib

Reporter

Editor

Sabtu, 24 Januari 2004 16:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Indonesia menduga aset kekayaan bekas Direktur Utama Bank Harapan Sentosa Hendra Rahardja di Australia telah dipidahkan ke negara lain. Pencatut Rp 1,95 triliun dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) ini diduga telah memindahkan aset itu ke sejumlah negara sebelum Pemerintah Australia mengeksekusi putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap dari Indonesia. "Report dari Pemerintah Australia sudah hampir selesai. Dari laporan itu, kenyataannya harta (Hendra Rahardja) di Australia tidak ada lagi," kata Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra, usai memimpin upacara memperingati ulang tahun Ditjen Imigrasi, di gedung Depkeham, Kuningan, Jakarta, Sabtu (24/1).Menurut Yusril, hasil laporan selama enam bulan penyelidikan Pemerintah Australia menunjukkan harta kekayaan bos BHS yang menjadi terpidana seumur hidup ini besarnya tak seperti dugaan Pemerintah Indonesia. Yusril tidak menyebutkan berapa nilai aset yang dilaporkan Pemerintah Australia dan berapa jenis aset itu. "Laporan itu datanya berubah-ubah, jadi saya masih belum bisa memastikan jumlahnya," kata Yusril.Namun, ia memastikan masih ada aset yang dikembalikan ke Pemerintah Indonesia yang jauh lebih kecil dari apa yang diperkirakan. Aset yang diberikan oleh Pemerintah Australia itu, terakhir diterima Departemen Kehakiman Desember tahun lalu. "Ya ada, tapi berdasarkan report-nya besarnya tidak sesuai harapan. Sebagian sudah diberikan dan Pemerintah Australia terus melakukan pelacakan," kata dia.Yusril enggan mengatakan di negara mana tempat bank yang menyimpan aset milik Hendra itu. Menurut dia, pemerintah akan sulit melacak apabila sudah diumumkan ke publik terlebih dahulu, karena bisa jadi aset itu akan dipindah lagi ke negara lain ketika diperiksa. Dia menjelaskan, kesulitan yang dihadapi Pemerintah Indonesia dalam masalah kejahatan pencucian uang adalah waktu yang lama untuk ekstradisi dari Australia. Sedangkan, dalam kejahatan ini, teknologi perbankan sudah cukup canggih. "Jadi ketika ketahuan defeat, (aset itu) langsung dipindah ke luar negeri. Bukan main sulitnya, ini salah satu hambatan kita untuk melacak money laundring," kata dia. Purwanto - Tempo News Room

Berita terkait

Jadwal Proliga 2024 Jumat 3 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Megawati Hangestri Bersama Jakarta BIN

2 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Jumat 3 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Megawati Hangestri Bersama Jakarta BIN

Jadwal bola voli Proliga 2024 Jumat, 3 Mei, akan menampilkan 3 pertandingan, termasuk aksi Megawati Hangestri bersama Jakarta BIN.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

11 menit lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

11 menit lalu

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

Polisi telah mengamankan TKP, mencari dan menggali informasi penemuan mayat tersebut.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

15 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Lagu MAESTRO SEVENTEEN Versi Orkestra Bakal Dirilis Hari Ini

27 menit lalu

Lagu MAESTRO SEVENTEEN Versi Orkestra Bakal Dirilis Hari Ini

Lagu MAESTRO SEVENTEEN versi aslinya bergenre dance R&B, versi orkestra ini akan lebih megah

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

28 menit lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

31 menit lalu

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berkomitmen meningkatkan jangkauan pasar tuna Indonesia.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Kalah dalam Perebutan Posisi Ke-3, Shin Tae-yong Ungkap Kunci Kemenangan Irak

39 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Kalah dalam Perebutan Posisi Ke-3, Shin Tae-yong Ungkap Kunci Kemenangan Irak

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, mengungkap satu hal yang menjadi faktor kunci kemenangan Irak.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

40 menit lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

42 menit lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya