Dua Pesawat Intai dari Filipina Segera Tiba

Reporter

Editor

Kamis, 9 Februari 2012 21:42 WIB

Sejumlah personil gabungan Komando Pasukan Katak (KOPASKA) dan Intai Amfibi (TAIFIB) turun dari atas helikopter saat simulasi penumpasan teroris di Lapangan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya, Jumat (17/6). Simulasi ini bagian dari peringatan Hari Penerbangan Angkatan Laut ke 55. Selain aksi penumpasan teroris, ada aktraksi sejumlah pesawat dan helikopter serta terjun payung. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta- Pemerintah berencana mendatangkan dua unit pesawat intai tanpa awak dari Kital Philippine Corp asal Filipina pada tahun ini. Dua pesawat intai yang diklaim menggunakan teknologi gabungan dari beberapa negara itu harus 'ditebus' pemerintah Indonesiadengan harga US $ 16 juta.

"Itu pesawat baru, delivery pada tahun ini," kata Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, di kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2012.

Menurut dia, pembelian dua unit pesawat intai tanpa awak dari Filipina itu sebenarnya adalah program lama, yakni program pada 2004 lalu. Program itu dilatarbelakangi kondisi Indonesia saat itu yang hanya mampu meminjam pesawat intai milik negara sahabat.

"Saat itu di dalam negeri belum tersedia (pesawat intai), sehingga kami mencari ke beberapa negara, ada Belanda dan Rusia, dan akhirnya kami temukan satu kolaborasi di Filipina," ujar Sjafrie.

Realisasi kontrak dengan pihak Filipina baru terlaksana pada 2006 lalu. Pesawat bermesin asal Italia itu diklaim dapat bertahan selama 15 jam dan memiliki daya jelajah sejauh radius 250 kilometer. "Dan ini sudah kami uji secara teknis," ucap Sjafrie.

Dia mengatakan keberadaan dua unit pesawat intai itu memiliki arti penting, terutama dalam kaitannya dengan operasi intelijen, mengingat wilayah Indonesia sangat luas. Pesawat intai itu bisa juga digunakan untuk kepentingan humanitarian, misalnya mendeteksi cuaca. "Jadi jangan dipikir itu hanya untuk kepentingan militer. Itu juga bisa untuk nonmiliter," kata Sjafrie.

Menurut dia, pembelian pesawat intai itu membuka kesempatan bagi pihak-pihak terkait di dalam negeri untuk menyerap teknologi pesawat intai itu karena teknologi pesawat intai asal Filipina itu lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi pesawat sejenis yang tengah dikembangkan teknokrat Indonesia. "Jadi para teknokrat bisa menyerap teknologi itu," ujar Sjafrie.

PRIHANDOKO

Berita terkait

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

12 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Berburu Tiket Murah dengan Teknik Skiplagging, Apa Itu?

30 hari lalu

Berburu Tiket Murah dengan Teknik Skiplagging, Apa Itu?

Apakah sudah pernah mendengar istilah skiplagging sebelumnya?

Baca Selengkapnya

Alasan Wisatawan Disarankan Menggunakan Hand Luggage Saat Bepergian

31 hari lalu

Alasan Wisatawan Disarankan Menggunakan Hand Luggage Saat Bepergian

Jika ingin menghemat waktu selama penerbangan wisatawan disarankan menggunakan hand luggage

Baca Selengkapnya

Tertarik Menjadi Pramugari? Ini 5 Hal yang Sering Disalahpahami Banyak Orang

32 hari lalu

Tertarik Menjadi Pramugari? Ini 5 Hal yang Sering Disalahpahami Banyak Orang

Seorang pramugari mengatakan banyak kesalahpaman tentang profesi pramugari

Baca Selengkapnya

5 Hal Penting untuk Memudahkan Mudik Menggunakan Pesawat Terbang

36 hari lalu

5 Hal Penting untuk Memudahkan Mudik Menggunakan Pesawat Terbang

Memesan tiket jauh hari sebelum mudik bisa menghindari naiknya harga tiket.

Baca Selengkapnya

Posisi Kursi Pesawat yang Lebih Luas untuk Kaki Ini Disertai Tanggung Jawab Besar

38 hari lalu

Posisi Kursi Pesawat yang Lebih Luas untuk Kaki Ini Disertai Tanggung Jawab Besar

Barisan kursi pesawat ini memiliki ruang yang cukup lega untuk kaki tapi menurut pramugari tidak semua orang bisa duduk di situ

Baca Selengkapnya

Mengenang Wafatnya Bapak Dirgantara Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo

42 hari lalu

Mengenang Wafatnya Bapak Dirgantara Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo

Sayangnya saat Nurtanio memasuki sekolah penerbangan di era kolonial Jepang itu dirinya hanya disuruh untuk mendorong dan membersihkan pesawat terbang

Baca Selengkapnya

Tips Mengatasi Anak Menangis di Pesawat Terbang

24 Februari 2024

Tips Mengatasi Anak Menangis di Pesawat Terbang

Momen anak menangis di pesawat terbang bisa menggangu wisatawan lain. Cara ini dapat membantu para orang tua menenangkan anak menangis

Baca Selengkapnya

5 Makanan yang Dilarang Masuk Kabin Pesawat Terbang

11 Februari 2024

5 Makanan yang Dilarang Masuk Kabin Pesawat Terbang

Bberapa negara melarang makanan tertentu dimasukkan ke dalam tas jinjing di kabin pesawat terbang

Baca Selengkapnya

5 Tips Menjaga Kebersihan Berpergian dengan Pesawat Terbang

11 Februari 2024

5 Tips Menjaga Kebersihan Berpergian dengan Pesawat Terbang

Beberapa tips ini dapat membantu penumpang yang tetap ingin menjaga kebersihan selama di pesawat terbang

Baca Selengkapnya