SPR Somasi Komnas HAM soal Ersa Siregar

Reporter

Editor

Kamis, 8 Januari 2004 13:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Serikat Pengacara Rakyat (SPR) mendatangi kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, Kamis (8/1). Mereka menuntut Komnas HAM membentuk tim ad hoc untuk mengusut kasus terbunuhnya wartawan RCTI, Ersa Siregar. Selain mendesak Komnas HAM membentuk tim ad hoc, SPR juga menyampaikan somasi kepada lembaga tersebut bila dalam waktu 9x24 jam Komnas HAM tidak melakukan tindakan seperti yang dituntut, SPR menyatakan akan melakukan legal standing atau tuntutan hukum ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Selain kepada Komnas HAM, somasi yang sama juga dilayangkan SPR kepada Kejaksaan Agung, sebagai salah satu pihak yang dinilai memiliki kewenangan melakukan penyelidikan kasus pelanggaran HAM. SPR menganggap gugurnya Ersa dan ratusan rakyat sipil di Aceh dapat dikategorikan sebagai kejahatan kemanusiaan yang merupakan pelanggaran HAM berat. "Dan pelakunya harus diadili di pengadilan HAM," kata Juru Bicara SPR, Habiburokhman. Dia melihat Komnas HAM yang memiliki kewajiban untuk menyelidiki kasus pelanggaran HAM ini hingga saat ini belum melakukan penyelidikan pro justicia dan pembentukan tim ad hoc, seperti diamanatkan UU Nomor 26 tahun 2000. "Kami menilai penembakan terhadap Ersa dapat dikatakan sebagai bagian dari sebuah serangan meluas dan sistematik yang ditujukkan kepada rakyat sipil," katanya.Tindakan Komnas HAM ini, menurut Habiburokhman, sangat merugikan kepentingan organisasinya. Ia memiliki kepedulian pada penegakan HAM dan demokrasi. Oleh karena itu pihaknya mengatakan bisa menuntut Komnas HAM ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Demikian juga terhadap Kejaksaan Agung. Anggota SPR tiba di Kantor Komnas HAM sekitar pukul 10.30 WIB. Sebelum sempat diterima oleh salah satu anggota Komnas HAM, Hasballah M. Sa'ad, 15 orang itu sempat melakukan orasi di depan pintu masuk dengan membentangkan spanduk berwarna merah bertuliskan "Seret Pembunuh Ersa Siregar ke Pengadilan HAM". Sebelumnya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) juga datang ke Komnas HAM. Mereka mendesak lembaga itu membentuk tim independen untuk menyelidiki kasus terbunuhnya Ersa. Tim independen dimaksud harus beranggotakan para kaum profesional yang independen. Mereka menilai terbunuhnya Ersa sebagai kejahatan kemanusiaan terhadap insan pers yang sedang melaksanakan tugasnya. Ramidi - Tempo News Room

Berita terkait

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

4 menit lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntun Tranparansi Biaya Pendidikan

5 menit lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntun Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

7 menit lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

8 menit lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

11 menit lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

13 menit lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

15 menit lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

15 menit lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Telkom dan F5 Perkuat Cybersecurity Indonesia

16 menit lalu

Telkom dan F5 Perkuat Cybersecurity Indonesia

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menjalin kerja sama strategis dengan F5, perusahaan penyedia produk dan layanan keamanan siber (cybersecurity) multicloud application security and delivery berskala global.

Baca Selengkapnya

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

17 menit lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya