Solahuddin: Kinerja Komnas HAM Belum Menggembirakan

Reporter

Editor

Sabtu, 3 Januari 2004 00:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Anggota Komisi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia, Solahuddin Wahid mengaku secara pribadi pihaknya belum merasa puas dengan hasil kinerja Komnas HAM satu tahun terakhir. "Saya pribadi tidak terlalu gembira dengan hasil kerja Komnas HAM," ujar Solahudin yang diminta tanggapannya terhadap kinerja Komnas HAM satu tahun terakhir, Jumat (2/1).Namun Solahudin meminta pemakluman karena saat ini merupakan tahun pertama mereka bekerja. "Kami sedang mencari bentuk, kita juga berusaha untuk refleksi diri, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Diharapkan ke depan memperoleh kemajuan," katanya. Namun ia mengaku gembira dengan perkembangan kondisi yang terjadi saat ini. Menurutnya saat ini telah tumbuh kesadaran pada masyarakat untuk membela dan memperjuangkan hak-hak mereka. Seperti yang terlihat dari beberapa kasus penggusuran belakangan ini. Sejauh ini mereka juga menjadikan Komnas HAM sebagai satu institusi yang bisa diharapkan. ?Bahkan terlalu terlalu banyak berharap dari komnas HAM ,? tambahnya. Padahal Menurut Solahuddin Komnas HAM tidak memiliki kewenangan terlalu banyak. Sebab, kata dia, yang sebenarnya memiliki kewenangan untuk memajukan dan menegakan Hak-hak asasi manusia justru pemerintah. Solahuddin mengatakan, selama 2003 kasus pelanggaran HAM masih didominasi oleh kasus Aceh dan penggusaran. Saat ini, kata Solahudin, Komnas HAM tengah berkonsentrasi poda kasus pelanggaran HAM Kasus Mei dan kasus pelanggaran berat di Papua, yakni kasus Wamena dan Wasior. Penyelidikan kasus Mei sudah selesai dan telah diserahkan ke Kejaksaan Agung. Namun pihaknya mengkhawatirkan penyidikan kasus ini tidak bisa ditindak lanjuti. Oleh karena itu, Komnas sempat mendatangi DPR dan mendesak lembaga ini untuk bisa mengambil sikap, semisal memberi rekomendasi kepada presiden untuk membentuk pengadilan ad hoc pelanggaran HAM berat. "Kami sudah dua kali datang, namun sampai sekarang belum ada realisasinya," ujar Solahuddin. Selama penanganan kasus pelanggaran HAM, Komnas mengaku banyak mendapatkan kendala. Terutama dalam hal penafsiran UU. Ia memberi contoh kasus Mei. Dia mengalami kesulitan untuk memanggil para jenderal dan perwira untuk diminta keterangannya. Mereka menolak karena memiliki penafsiran yang berbeda. Dalam hal ini pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa karena memang tidak memiliki kewenangan untuk melakukan pemaksaan. "Kita sebenarnya lemah dalam hal ini, tuturnya. Ramidi - Tempo News Room

Berita terkait

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Siap Tampil Mati-matian

8 menit lalu

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Siap Tampil Mati-matian

Atlet tunggal putra, Jonatan Christie, mengatakan tim putra Indonesia siap memberikan kemampuan terbaik pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

23 menit lalu

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

ksekutif Produser Musikal Keluarga Cemara, Anggia Kharisma mengatakan, kisah keluarga hangat ini tak lekang oleh zaman.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

33 menit lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

41 menit lalu

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

Penyebab fast charging tidak berfungsi dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Salah satunya karena port pengisian daya rusak. Ketahui cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Irak vs Indonesia Masih Imbang 1-1

58 menit lalu

Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Irak vs Indonesia Masih Imbang 1-1

Ivar Jenner sempat membawa Timnas U-23 Indonesia unggul lebih dulu atas Irak pada perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Yura Yunita Menangis Menonton Glenn Fredly The Movie, Ingat Kebaikan Mentor Musiknya

1 jam lalu

Yura Yunita Menangis Menonton Glenn Fredly The Movie, Ingat Kebaikan Mentor Musiknya

Yura Yunita terpilih untuk menyanyikan original soundtrack Glenn Fredly The Movie, yang diciptakan oleh mentor musiknya sebelum berpulang.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

1 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Google Docs yang Mudah

1 jam lalu

Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Google Docs yang Mudah

Cara membuat daftar isi di Google Docs cukup mudah dilakukan. Anda dapat membuatnya secara otomatis tanpa perlu repot lagi. Ini caranya.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

1 jam lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya