Alat Peringatan Banjir di Madiun dan Ngawi Rusak  

Reporter

Editor

Jumat, 20 Januari 2012 16:56 WIB

Sejumlah rumah terendam banjir di Pucangsawit, Solo, Jawa Tengah, (31/1). Bengawan Solo dan sejumlah anak sungainya meluap sejak semalam, akibat hujan dari Jum'at siang. Foto: ANTARA/Andika Betha

TEMPO.CO, Madiun – Alat sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) banjir milik Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur yang dipasang di Kota Madiun dan Kabupaten Ngawi rusak. Di Kota Madiun, satu EWS terpasang di jembatan Kelurahan/Kecamatan Manguharjo yang dilewati aliran sungai Bengawan Madiun. Sedangkan di Kabupaten Ngawi, sedikitnya ada lima EWS yang dipasang di aliran Sungai Bengawan Madiun dan Bengawan Solo. Kesemuanya juga tak berfungsi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat telah melaporkannya ke Dinas Pengairan kota/kabupaten untuk diteruskan ke Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur. Namun, hingga sekarang belum ada perbaikan.

“Mungkin yang rusak alat elektrik yang terhubung dengan sirine sehingga sirinenya tidak bisa berfungsi,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Madiun, Agus Subianto, Jumat, 20 Januari 2012. Alat peringatan banjir yang terhubung dengan sirine itu mampu mengeluarkan bunyi sirine hingga radius tiga kilometer.

Fungsi alat tersebut sangat dibutuhkan di tengah musim penghujan dan rawan banjir. Kota Madiun termasuk wilayah rawan banjir karena dilalui Sungai Bengawan Madiun dan sungai lain seperti Kali Piring. “Hulu Bengawan Madiun ada di Ponorogo bagian selatan, sedangkan hulu Kali Piring ada di lereng Gunung Wilis,” kata Agus.

Sejumlah kelurahan di Kota Madiun yang berada di bantaran sungai dan rawan banjir di antaranya Kelurahan Demangan, Kuncen, dan Josenan di Kecamatan Taman serta Kelurahan Nambangan Kidul, Nambangan Lor, Pangongangan, Madiun Lor, dan Patihan di Kecamatan Manguharjo.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ngawi Eko Heru Cahyono mengatakan setidaknya ada lima EWS di bantaran Sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun yang rusak, antara lain di Kecamatan Pitu, Ngawi, Geneng, Kwadungan, dan Pangkur. “Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pengairan untuk segera diperbaiki,” katanya.

Petugas Dinas Pengairan dan BPBD setempat terus memantau ketinggian air di pertemuan Sungai Bengawan Madiun dan Bengawan Solo yang melintas di wilayah setempat. Ketinggian air rata-rata masih sekitar 6,5 meter dari dasar sungai dan statusnya masih Siaga I.

Petugas akan menetapkan status Siaga II jika ketinggian air mencapai 7,5 meter dan Siaga III jika ketinggian mencapai lebih dari 8,5 meter. Jika sudah Siaga III, wilayah yang pertama dilanda luapan air di antaranya Kecamatan Kwadungan dan Mantingan. Kecamatan lain yang juga dilalui Bengawan Madiun dan Bengawan Solo antara lain Kecamatan Kwadungan, Geneng, Ngawi, Pangkur, Pitu, Mantingan, dan Kedunggalar.

BPBD Ngawi juga telah menyiagakan 70 petugas yang siap diterjunkan dalam penanganan banjir. Petugas disebar di 19 kecamatan yang ada di Ngawi. “Sejumlah perahu karet, pelampung, dan puluhan karung pasir juga sudah disiapkan,” ujarnya. Pemerintah kabupaten setempat juga sudah melakukan sosialisasi antisipasi bencana ke masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana.

Ngawi rawan banjir karena menjadi wilayah pertemuan dua sungai besar, yakni Bengawan Madiun dan Bengawan Solo. Ngawi pernah dilanda banjir besar pada 2007 lalu. Setelah 2007, pemerintah setempat mulai meninggikan tanggul penahan di sejumlah wilayah yang dilalui Bengawan Madiun dan Bengawan Solo.

ISHOMUDDIN

Berita terkait

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.

Baca Selengkapnya

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.

Baca Selengkapnya