ICW: Ada Indikasi Proyek Ruang Banggar Menyimpang  

Reporter

Editor

Selasa, 17 Januari 2012 23:16 WIB

Suasana ruang rapat Badan Anggaran yang baru direnovasi di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa (17/1). Proyek pembangunan dan renovasi ruang rapat Badan Anggaran DPR menelan biaya sebesar Rp 20 miliar. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta- Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch, Abdullah Dahlan, mengatakan bahwa indikasi penyimpangan anggaran kuat dalam proyek ruang Banggar. Menurutnya, spesifikasi ruangan yang kelewatan wah dapat menjadi sebuah petunjuk bahwa adanya penyimpangan anggaran dalam proyek senilai Rp 20 miliar ini.

"Kenapa harus interior dan fasilitasnya seperti itu? Ini harus dijelaskan oleh Sekjen DPR. Saya melihat ada indikasi pengarahan kepada perusahaan tertentu untuk memenangkan tender ini," ujarnya kepada Tempo melalui hubungan telepon Selasa 17 Januari 2012.

Sebelumnya, Kepala Badan Kehormatan DPR M Prakosa mengatakan bahwa spesifikasi ruangan Badan Anggaran banyak yang melampaui standar untuk gedung pemerintahan. Menurutnya, sejumlah spesifikasi seperti furniture, sistem pencahayaan, sistem informasi teknologi, sistem tata suara serta berbagai fasilitas lainnya berada di atas standar kepatutan dan kelayakan gedung wakil rakyat.

Proyek renovasi senilai Rp 20 miliar ini sendiri mendapatkan kecaman tak hanya dari publik, namun juga dari dalam DPR. Ketua DPR yang sekaligus Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR Marzuki Alie merasa ditelikung karena tak pernah diberitahukan soal anggaran renovasi senilai ini. Ia mengaku telah menegur keras Sekjen DPR Nining Indra Saleh karena tidak menginformasikan soal ini kepada BURT.

Pimpinan Banggar juga ikut membantah bahwa merekalah yang berada di belakang renovasi ini. Menurut mereka, proyek ini merupakan kewenangan Sekjen DPR dan dianggarkan oleh Sekjen DPR.

Abdullah mengatakan, jika melihat alur pembahasan anggaran di DPR, menurutnya tidak mungkin Badan Anggaran atau Badan Urusan Rumah Tangga DPR tidak mengetahui soal ini. Alasannya, pembahasan anggaran untuk kebutuhan DPR selalu melalui dua badan ini. "Terutama Banggar, karena mereka yang meminta ruangan dan juga membahas anggarannya. Jadi tidak mungkin tidak tahu," ujarnya.

Soal spesifikasi ruangan beserta fasilitas di dalamnya, Abdullah mengaku mengendus bau tak sedap. Menurutnya, banyak spesifikasi yang harus dipertanyakan. "Misalnya kursi dan karpet, kenapa harus import? Dalam peraturan soal pengadaan barang dan jasa yang ada, produk lokal itu harus diutamakan. Ini jelas sebuah kejanggalan yang harus dijawab Setjen," ujarnya.

Ia menambahkan, keengganan Setjen dan Banggar untuk membuka detail anggaran proyek ini kepada publik justru menimbulkan semakin banyak kecurigaan. Menurutnya, upaya ini merupakan sandiwara agar proyek ini tidak terendus kebusukannya lebih banyak lagi. "Kalau kami lihat, anggota DPR saja banyak yang tidak tahu apalagi publik. Ini indikasi supaya permainan ini tidak terungkap lebih lebar lagi," katanya.

FEBRIYAN



Berita terkait

Marzuki Alie dan Jimly Asshidiqie Ikut Sambut Wiranto di Hambalang, Begini Kata Politikus Gerindra

2 Mei 2023

Marzuki Alie dan Jimly Asshidiqie Ikut Sambut Wiranto di Hambalang, Begini Kata Politikus Gerindra

Marzuki Alie dan Jimly Asshidiqie tampak bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyambut Wiranto di Hambalang.

Baca Selengkapnya

Ketua Banggar DPR: Ini Saat yang Tepat untuk Polri Berbenah

15 Oktober 2022

Ketua Banggar DPR: Ini Saat yang Tepat untuk Polri Berbenah

Ketua Badan Anggaran DPR Said Abdullah mengatakan, ini saat yang tepat untuk Polri berbenah setelah serangkaian peristiwa yang terjadi.

Baca Selengkapnya

Mobil Eks Ketua DPR Marzuki Alie Dibobol: Laptop yang Dicuri Sudah Kembali

10 April 2022

Mobil Eks Ketua DPR Marzuki Alie Dibobol: Laptop yang Dicuri Sudah Kembali

Mobil Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie dibobol maling di Rest Area 147 Km Tol Purbaleunyi, Bandung.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Ikut Mediasi, tapi Tetap Gugat Pengusung KLB Deli Serdang

21 Mei 2021

Partai Demokrat Ikut Mediasi, tapi Tetap Gugat Pengusung KLB Deli Serdang

Partai Demokrat menyatakan menghormati proses mediasi dengan kubu pengusung KLB Deli Serdang. Namun upaya gugatan ke pengadilan terus berjalan.

Baca Selengkapnya

Ini Poin Gugatan AHY ke Para Aktor Penggerak KLB Demokrat

14 April 2021

Ini Poin Gugatan AHY ke Para Aktor Penggerak KLB Demokrat

Salah satu poin gugatan AHY ke para aktor KLB Demokrat ialah larangan menggunakan segala atribut Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

Gugatan Baru AHY: Sasar yang Mengaku Jubir dan Pakai Atribut Partai Demokrat

14 April 2021

Gugatan Baru AHY: Sasar yang Mengaku Jubir dan Pakai Atribut Partai Demokrat

DPP Partai Demokrat mengajukan gugatan baru terhadap 12 orang yang dianggap aktor intelektual Kongres Luar Biasa di Deli Serdang.

Baca Selengkapnya

Kubu AHY Ajukan Gugatan Baru Terhadap 12 Aktor Penggerak KLB Demokrat

13 April 2021

Kubu AHY Ajukan Gugatan Baru Terhadap 12 Aktor Penggerak KLB Demokrat

Salah satu gugatan kubu AHY ke aktor KLB Demokrat ialah meminta agar dihukum karena mengaku sebagai DPP Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

Hasil KLB Demokrat Ditolak, Marzuki Alie: Kami Siap untuk Kalah

31 Maret 2021

Hasil KLB Demokrat Ditolak, Marzuki Alie: Kami Siap untuk Kalah

Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie enggan berkomentar banyak ihwal keputusan Menkumham Yasonna Laoly yang menolak hasil KLB Demokrat.

Baca Selengkapnya

Nasional Terkini: Mudik Lebaran 2021 Dilarang dan Marzuki Alie Cabut Gugatan

26 Maret 2021

Nasional Terkini: Mudik Lebaran 2021 Dilarang dan Marzuki Alie Cabut Gugatan

Sejumlah berita Nasional yang banyak menjadi perhatian pembaca pada Jumat pagi hingga siang ini, adalah pemerintah melarang mudik lebaran 2021

Baca Selengkapnya

PN Jakpus Kabulkan Pencabutan Gugatan Marzuki Alie Soal Pemecatan dari Demokrat

26 Maret 2021

PN Jakpus Kabulkan Pencabutan Gugatan Marzuki Alie Soal Pemecatan dari Demokrat

Majelis Hakim PN Jakarta Pusat mengabulkan permohonan pencabutan gugatan Marzuki Alie cs terkait pemecatan dari Demokrat

Baca Selengkapnya