TEMPO.CO, Nganjuk - Tujuh ribu kepala desa dari berbagai daerah di Jawa Timur memblokir jalur provinsi di perempatan Mengkreng, Kecamatan Kertosono, Nganjuk. Aksi itu membuat arus kendaraan Surabaya-Yogyakarta lumpuh.
Aksi kepala desa dari Nganjuk, Kediri, Jombang, Tulungagung, dan Trenggalek yang tergabung dalam Persatuan Rakyat Desa (Parade) Nusantara ini dilakukan untuk menuntut pengesahan Undang-Undang Desa yang hingga kini masih terkatung-katung.
Mereka menuntut UU itu disahkan secepatnya demi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. "Ini aksi kami yang kesebelas sejak 2007," kata Hermanto, Kepala Desa Kudu, Kabupaten Jombang, Kamis, 12 Januari 2012.
Para kepala desa yang datang secara bergelombang ini membuat petugas kepolisian panik. Sebab pengunjuk rasa tiba-tiba memblokir jalan di perempatan Mengkreng yang menghubungkan Jombang, Kediri, dan Nganjuk. Akibatnya arus kendaraan besar dan bus dari tiga jalur besar itu terhenti. Kemacetan sejauh dua kilometer tak terelakkan di wilayah Jombang dan Nganjuk, yang merupakan jalur utama Surabaya-Yogyakarta.
Untuk mengurai kemacetan, tiga kompi pasukan dari Polres Kediri, Nganjuk, dan Jombang dikerahkan ke lokasi. Masing-masing kompi Satuan Lalu Lintas dipimpin langsung oleh Kapolres yang dibantu Satuan Reserse Kriminal dan Intelijen. Setelah melalui perdebatan dengan koordinator aksi, para kepala desa bersedia meninggalkan perempatan Mengkreng dan kembali ke daerah masing-masing. Apalagi aksi tersebut diketahui tidak mengantongi izin dari kepolisian. "Ini jalur utama, tidak boleh ditutup," kata Kapolres Kediri Ajun Komisaris Besar Heri Wahono.
Untuk mencegah pemblokiran susulan, polisi mencegat rombongan kepala desa dari masing-masing daerah. Mereka diminta menjauhi perempatan Mengkreng karena kemacetan yang ditimbulkan sangat parah. "Kendaraan saya berhenti dua kilo dari sini," kata salah seorang sopir mobil boks dari arah Jombang.
Kepala Desa Ngrejo, Kabupaten Trenggalek, Rebo, mengaku kecewa dengan pelarangan aksi oleh polisi. Dia membantah mereka hendak memblokir jalan. Lokasi ini dipilih karena berada tepat di tengah beberapa wilayah. "Kenapa kami diusir? Menyatakan pendapat itu hak," katanya.
Dia mengklaim aksi ini diikuti lebih dari 7.000 kepala desa. Namun sebagian dari mereka gagal mendekati Mengkreng karena dihadang polisi di masing-masing daerah. Dia mengancam akan menduduki tempat itu sampai pukul 16.00 WIB meski harus duduk-duduk di tepi jalan.
HARI TRI WASONO
Berita terkait
Usai Launching, Mas Dhito Coba Mobil Siaga
24 Maret 2022
Mobil siaga yang diberikan kepada seluruh desa di Kabupaten Kediri ini digunakan untuk meningkatkan pelayanan desa kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Terlibat Tindak Pidana Korupsi, PPATK Sebut 4 Sebab
6 Desember 2021
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata sebut kepala desa yang korupsi sedikit tak perlu dipenjara. PPATK sebut setidaknya 4 alasan kades lakukan korupsi.
Baca SelengkapnyaTertarik Menjadi Kepala Desa? Simak Syarat-syarat Berikut
25 Juni 2021
Seiring besarnya dana desa dan gaji kepala desa, serta ingin membangun desanya, banyak orang tertarik untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa.
Baca SelengkapnyaPenyebab Menteri Keuangan Ingin Ajak Kades Ponggok ke Eropa Utara
24 Agustus 2017
Menkeu Sri Mulyani ingin mengajak Kepala Desa Ponggok, Junaedi Mulyono ke negara-negara di Eropa Utara untuk belajar membuat kebijakan jangka panjang.
Baca SelengkapnyaDana Desa Besar, 40 Desa Kabupaten Tangerang Batal Jadi Keluharan
10 Juli 2017
Pemerintah kabupaten juga kurang berminat karena alasan yang sama.
Baca SelengkapnyaDitolak Warga, 40 Desa Kabupaten Tangerang Batal Jadi Kelurahan
10 Juli 2017
Tujuan perubahan status itu agar layanan pemerintah kabupaten terhadap masyarakat lebih optimal. "Tapi kalau masyarakat tidak mau, ya tidak bisa."
Baca SelengkapnyaHampir Seribu Jabatan Perangkat Desa di Bojonegoro Kosong
2 Juli 2017
Sebanyak 916 jabatan perangkat desa di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kosong.
Baca SelengkapnyaJadi Percontohan Desa Sejahtera, Desa Kohod Ditata Ulang
16 April 2017
"Lahan yang semula didiamkan saja, kini sudah mulai menghasilkan uang tambahan," kata Rifan, penduduk Kohod.
Baca SelengkapnyaGelar Pameran Teknologi, Menteri Eko Bicara Kondisi Bangsa
24 November 2016
Sekarang ada upaya untuk memecah belah bangsa Indonesia melalui isu perbedaan.
Baca SelengkapnyaDesa Unggulan 2016, Swadaya Blang Krueng untuk Pendidikan
15 November 2016
Bermula dari sulitnya anak-anak mendapat kursi di sekolah
kampung lain, warga Desa Blang Krueng, Aceh, gotong-royong bangun sekolah.