Walikota Solo Joko Widodo berpose di depan mobil Kiat Esemka. TEMPO/Ukky Primartantyo
TEMPO.CO, Surakarta - Rasa ingin tahu masyarakat Solo terhadap mobil Kiat Esemka terpenuhi saat mobil-mobil rakitan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta tersebut dipamerkan. Saat hari bebas kendaraan (car free day), Minggu 8 Januari 2012, empat unit mobil Kiat Esemka dipertontonkan kepada masyarakat yang tengah beraktivitas.
Mobil Kiat Esemka yang dipamerkan adalah tiga sport utility vehicle (SUV) dan satu dobel kabin. Semuanya dipajang di depan rumah dinas Wali Kota Surakarta Joko Widodo. Tak pelak, rumah Wali Kota ini jadi "showroom" dadakan. Warga antusias melihat Kiat Esemka dari dekat. Satu mobil dikelilingi belasan orang yang tertarik ingin melihat interior atau mesin.
Beberapa mencoba masuk ke dalam kabin penumpang atau menghidupkan mesin. Ada pula yang penasaran dengan bodi mobil, lantas mengetuk-ngetuknya untuk memastikan bodi mobil kokoh.
Menurut salah seorang warga, Daniel, mobil Kiat Esemka sudah bagus. "Untuk ukuran mobil rakitan siswa SMK sudah sangat bagus," katanya kepada Tempo, Minggu.
Namun masih ada kekurangan kecil yang menurutnya cukup mengganggu. Misalnya kursi pengemudi yang terlalu rendah. "Rasanya kurang nyaman," ujarnya.
Kemudian jarak antara pengemudi dan setir terlalu dekat. Menurutnya untuk perjalanan jarak jauh akan merepotkan.
Jika kekurangan di atas dibenahi, dia memperkirakan Kiat Esemka laris manis di pasaran. "Kalau kualitas Kiat Esemka sama seperti mobil buatan negara lain, saya pasti pilih Kiat Esemka yang buatan negeri sendiri," ucap mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu.
Kritikan lain datang dari Slamet Widodo, warga Klaten yang sengaja datang untuk melihat Kiat Esemka. Dia menilai interior mobil masih kurang rapi dan tidak presisi di sambungan.
"Tapi saya maklum. Namanya juga dikerjakan manual dan oleh anak-anak SMK," ujarnya. Soal bodi kendaraan, dia katakan sudah oke. Tidak kalah dengan mobil buatan pabrikan.
