Soal Saham Garuda, Demokrat Sebut itu Manuver Nazar

Reporter

Editor

Kamis, 5 Januari 2012 09:30 WIB

TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta -- Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, menegaskan partainya tidak pernah meminta Muhammad Nazaruddin membeli saham Bank Mandiri maupun saham perdana Garuda Indonesia. "Dia bisa memakai nama siapa saja yang dia mau, tetapi itu sebetulnya tindakan dia sendiri," ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 4 Januari 2012.

Mubarok mengungkapkan, sewaktu Nazaruddin dalam pelarian, manajemen Mandiri Sekuritas menghubungi pengurus partai menanyakan rencana penarikan saham Garuda. Dia menuding Nazar berusaha menarik saham Garuda dengan memalsukan tanda tangan, tapi gagal. "Saat itu saya menyatakan tidak tahu," katanya.

Nazaruddin, terdakwa kasus suap wisma atlet yang juga mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, diketahui pernah memborong saham perdana Garuda Indonesia pada 2011. Ia membeli saham melalui lima perusahaan, yaitu PT Permai Raya Wisata, Exartech Technology Utama, Cakrawala Abadi, Darmakusumah, dan Pacific Putra Metropolitan. "Total pembayaran sebesar Rp 300,85 miliar. Terdiri atas Rp 300 miliar untuk pembelian 400 juta lembar saham, dan fee Rp 850 juta untuk Mandiri Sekuritas," demikian tercatat dalam dokumen yang dimiliki Tempo.

Harga saham Garuda, yang semula Rp 750 per lembar, kemudian ambles menjadi Rp 600 pada pembukaan perdagangan. Akibatnya, Nazar marah-marah dan meminta agar duitnya dikembalikan.

Alasannya, "Duit itu saweran dari kawan-kawannya. Kalau tidak, akan dilaporkan ke polisi," begitu ia mengancam Direktur Utama Mandiri Sekuritas Harry Supoyo. Pihak Mandiri menegaskan, uang tidak bisa dikembalikan.

Tempo, yang menelusuri alamat kantor PT Darmakusumah yang disebutkan berada di Jalan K.H. Abdullah Syafei 9, Tebet, Jakarta Selatan, tak menemukan keberadaan perusahaan tersebut. Adapun Menara Jaya di Jalan Warung Buncit 27, Jakarta Selatan, yang disebut sebagai kantor PT Permai Raya Wisata, dalam keadaan terkunci.

Selain saham Garuda, sumber Tempo di Partai Demokrat mengatakan Nazar awalnya juga ingin membeli saham Bank Mandiri senilai Rp 1 triliun. Nazar mengatasnamakan Partai Demokrat. Ketika itu Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini meminta konfirmasi apa benar Partai Demokrat mau membeli saham Bank Mandiri sebesar Rp 1 triliun, "Kami bilang tidak ada perintah partai, itu keinginan pribadi Nazaruddin saja."

Pakar hukum Yenti Garnasih berpendapat, Nazaruddin bisa dijerat dengan pasal pencucian uang jika terbukti membeli saham Garuda dengan menggunakan duit hasil tindak pidana. "Kalau didapat dari tindak pidana korupsi, dapat dipastikan itu pencucian uang," ujarnya.

Untuk menjerat Nazar dengan pasal tindak pidana pencucian uang, Komisi Pemberantasan Korupsi tak perlu menunggu keputusan pengadilan. "KPK harus mencari unsur korupsi dan pencucian uang itu bersamaan," kata pengajar di Universitas Trisakti itu.

Kuasa hukum Nazar, Elza Syarief, menyatakan Demokrat memojokkan kliennya karena membantah keterlibatan partai dalam pembelian saham Garuda dan Bank Mandiri. "Kok sekarang Nazaruddin dipojokkan?" ujarnya.

EZTHER LASTANIA | FEBRIYAN | ISMA SAVITRI | SUTJI DECILYA | AGUS SUPRIYANTO | AYU PRIMA | EFRI

BERITA TERKAIT:
Rosa Tak Tahu Nazaruddin Borong Saham Garuda
Nazaruddin Borong Saham Garuda Rp 300 Miliar
Nazaruddin 'Nyaris' Borong Saham Mandiri
Nazaruddin Muntah, Rosa Menangis

Berita terkait

Anas Urbaningrum Ungkap Alasannya Kembali Terjun ke Dunia Politik

15 Juli 2023

Anas Urbaningrum Ungkap Alasannya Kembali Terjun ke Dunia Politik

Anas Urbaningrum menyatakan kembali ke dunia politik karena ingin menjadi petugas publik.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Kembali Gaungkan Gantung di Monas, Begini Pernyataannya

15 Juli 2023

Anas Urbaningrum Kembali Gaungkan Gantung di Monas, Begini Pernyataannya

Anas Urbaningrum kembali sebut soal gantung di Monas. Tapi berbeda dari pernyataanya 11 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Akan Pimpin PKN, Gede Pasek Serahkan Posisi Ketua Umum Juli Mendatang

12 Mei 2023

Anas Urbaningrum Akan Pimpin PKN, Gede Pasek Serahkan Posisi Ketua Umum Juli Mendatang

Ketua Umum PKN Gede Pasek Suardika menyatakan akan menyerahkan jabatannya kepada Anas Urbaningrum pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya

Eksklusif Wawancara Tempo dengan Anas Urbaningrum (1)

10 April 2023

Eksklusif Wawancara Tempo dengan Anas Urbaningrum (1)

Tempo mendapat kesempatan berbincang dengan Anas Urbaningrum dari dalam Lapas Sukamiskin.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Akan Kunjungi Orang Tuanya di Blitar Usai Bebas dari Lapas Sukamiskin

7 April 2023

Anas Urbaningrum Akan Kunjungi Orang Tuanya di Blitar Usai Bebas dari Lapas Sukamiskin

Anas Urbaningrum akan langsung menuju orang tuanya di Blitar setelah dia bebas dari Lapas Sukamiskin.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Minta Dibebaskan dari Lapas Sukamiskin Sore Hari

1 April 2023

Anas Urbaningrum Minta Dibebaskan dari Lapas Sukamiskin Sore Hari

Anas Urbaningrum mengajukan permintaan agar dilepaskan dari Lapas Sukamiskin pada sore hari.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Akan Bebas Dari Lapas Sukamiskin, HMI Berencana Gelar Road to Bandung

31 Maret 2023

Anas Urbaningrum Akan Bebas Dari Lapas Sukamiskin, HMI Berencana Gelar Road to Bandung

Sekitar 60 kader HMI akan menjemput Anas Urbaningrum di Bandung pada 10 April 2023.

Baca Selengkapnya

Ada Apa di Balik IPO PT Pertamina Geothermal Energy

22 Februari 2023

Ada Apa di Balik IPO PT Pertamina Geothermal Energy

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan menggelar penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 24 Februari.

Baca Selengkapnya

4 Anak Usaha BUMN IPO Tahun Depan, Ini Porsi Saham yang Akan Dilepas ke Publik

7 Desember 2022

4 Anak Usaha BUMN IPO Tahun Depan, Ini Porsi Saham yang Akan Dilepas ke Publik

Empat anak usaha perusahaan pelat merah bakal IPO pada 2023, mulai Pertamina Geothermal hingga Palm Co.

Baca Selengkapnya

Operator Cinema XXI Dikabarkan IPO Tahun Depan, Bidik Dana Rp 17,17 Triliun

3 Desember 2022

Operator Cinema XXI Dikabarkan IPO Tahun Depan, Bidik Dana Rp 17,17 Triliun

PT Nusantara Sejahtera Raya, operator bioskop Cinema XXI, dikabarkan tengah mempertimbangkan rencana IPO pada tahun depan.

Baca Selengkapnya