Lima Murid SD di Kota Jambi Positif AIDS

Reporter

Editor

Senin, 2 Januari 2012 14:53 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jambi - Sedikitnya lima siswa SD di Kota Jambi positif terinfeksi virus HIV dan AIDS. "Jumlah itu bisa saja lebih karena masyarakat masih menganggap kasus ini masih tabu, sehingga menutup diri dan tidak mau memeriksakan diri," kata Ahmad Chandra, pengelola program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota jambi, Senin, 2 Januari 2011.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kasus yang menimpa anak-anak di daerah ini menurut Chandra diduga akibat transfusi darah karena bapaknya positif terinfeksi, sedangkan ibunya negatif.

"Yang pasti dengan melihat kondisi ini sepatutnya semua pihak harus prihatin dan berupaya untuk sama-sama melakukan pencegahan. Jangan sampai jumlahnya kian meningkat," ujarnya.

Berdasarkan data KPA Kota Jambi, sepanjang 2011 tercatat penderita HIV sebanyak 315 orang dan AIDS 39 orang. Jumlah ini meningkat dua kali lipat bila dibandingan dengan setahun sebelumnya.

"Penderita umumnya masih berusia produktif 18-40 tahun, sementera tingkat kematian akibat virus ini di Kota Jambi rata-rata mencapai 50 orang per tahun," kata Chandra.

Penderita HIV/AIDS di Kota Jambi telah merambah semua lapisan masyarakat, mulai dari siswa, mahasiswa, pegawai negeri sipil, dan masyarakat umum.

Lebih lanjut Chandra menjelaskan sekurangnya ada lima penyebab penularan HIV/AIDS, antara lain pengguna narkoba suntikan, pelacur, homoseks, dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Penularan sendiri umumnya melalui darah, cairan sperma, cairan vagina, air susu ibu (ASI), dan persalinan tidak steril. "Penyebaran terbanyak akibat homoseksual dan heteroseksual," ujarnya.

Upaya untuk menghambat penyebaran, KPA Kota Jambi telah melakukan berbagai upaya, di antaranya dengan membagi-bagikan kondom gratis di daerah lokalisasi, pembentukan kader sebaya, pembentukan komunitas warga peduli HIV/AIDS. Menurut Chandra, upaya lain untuk menyebarluaskan informasi tentang bahayanya virus ini dibutuhkan peran media massa.

Sementara itu Muhammad Usman, Koordinator Divisi Etik Aliansi Jurnalis Independen Kota Jambi, mengemukakan pengalamannya saat ikut beberapa kegiatan peliputan dan pelatihan tentang HIV/AI. Menurutnya, para penderita sangat tertutup terhadap orang lain, termasuk kalangan jurnalis.

"Jangankan kepada orang lain, kepada keluarga sendiri pun sangat tertutup. Belum lagi ditambahkan pandangan sebagian besar masyarakat Indonesia yang menganggap terjangkit virus ini dikucilkan dalam pergaulan. Untuk itu peran aktif kalangan jurnalis sangat dibutuhkan agar dapat mengubah paradigma tersebut," ujarnya.

SYAIPUL BAKHORI

Berita terkait

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

10 Desember 2023

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

Orang dengan HIV diharapkan tidak menutup status kesehatannya. Tenaga kesehatan dan komunitas bisa mendampingi mereka demi kualitas hidup yang baik.

Baca Selengkapnya

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

23 November 2023

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

Satu pasien cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) dalam kondisi kritis meninggal di RSCM. Punya riwayat penyakit HIV.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

19 November 2023

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

Buah matoa banyak terdapat di Papua. Buah itu masih satu keluarga dengan kelengkeng dan rambutan.

Baca Selengkapnya

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

8 Maret 2023

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

AJI Indonesia mendesak media mematuhi kode etik jurnalistik dalam memberitakan kekasih tersangka kasus penganiayaan, Mario Dandy Satriyo.

Baca Selengkapnya

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

2 Desember 2022

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.

Baca Selengkapnya

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

18 November 2022

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

Drama musikal Rent berkisah tentang sekelompok seniman muda yang bertahan hidup dari kondisi kemiskinan dan bayang-bayang penyakit HIV/AIDS.

Baca Selengkapnya

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

25 September 2022

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

Merawat anak dengan HIV / AIDS menjadi tantangan besar bagi orang tua.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

30 Agustus 2022

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

Berdasarkan pola penyebarannya, mayoritas kasus HIV di Kota Bandung pada kalangan heteroseksual, kemudian pengguna narkoba dengan cara suntik.

Baca Selengkapnya

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

1 Desember 2021

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

Dunia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid 19, demikian juga epidemi HIV/AIDS akan memasuki dekade kelima.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

7 September 2021

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

Meningkatnya angka kasus penderita HIV / AIDS di Merauke, Januari-Juni 2021 terdapat 53 kasus baru yang muncul, setengah dari akumulatif tahun 2020.

Baca Selengkapnya