TEMPO Interaktif, Jayapura - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Papua mengusut jumlah korban tewas dan luka akibat baku tembak kepolisian dan anggota Organisasi Papua Merdeka Divisi II Makodam Pemka IV Paniai, di wilayah Eduda, Selasa, 13 Desember 2011.
Menurut versi OPM, sebanyak 14 anggotanya tewas sementara enam luka-luka. Adapun dari pihak kepolisian, seorang anggota brimob tertembak di kaki. “Kita belum mendapat data pasti, tapi sudah ada orang kita yang mencari. Bila sudah pasti semuanya baru kita bisa publikasikan,” kata Matius Murib, Wakil Ketua Komnas HAM Papua, di Jayapura, Jumat, 16 Desember 2011.
Ia mengatakan, Komnas HAM belum bisa menyimpulkan apakah terjadi pelanggaran HAM atau tidak di Paniai. “Semua masih dalam tahap pencarian data,” ujarnya.
Menurut dia, pemerintah seharusnya mempercepat pelaksanaan dialog antara Jakarta dan Papua. “Ini menjadi solusi satu-satunya yang diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan rakyat, proses dialog ini sepatutnya tidak perlu dihambat dengan peristiwa seperti yang terjadi di Paniai,” ujarnya.
Juru Bicara OPM Divisi II Makodam Pemka IV Paniai, Leo Yeimo mengatakan, selain korban dari OPM, juga terdapat sejumlah warga sipil. “Itu kan perang, semua lari. Ada warga yang juga jadi korban,” katanya.
OPM, lanjutnya, saat ini tidak memiliki markas. “Kita tinggal di hutan, tidak bangun markas baru. Kalau ABRI (aparat keamanan) sudah pergi, baru mungkin ada markas baru. Sekarang tidak bisa.”
Sementara itu kepolisian terus berjaga mengantisipasi bila terjadi serangan di Kota Enarotali. “Kita siaga mengantisipasi kejadian, dan berharap warga jangan sampai terprovokasi dan melakukan tindakan melanggar hukum,” kata Kepala Kepolisian Resor Paniai Ajun Komisaris Besar, Janus Siregar.
JERRY OMONA
Berita terkait
Pakar Sebut Inisiatif Panglima TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM Tidak Memilki Arti
12 hari lalu
Perubahan istilah KKB menjadi OPM justru berpotensi meningkatkan eskalasi konflik di Papua
Baca SelengkapnyaTNI Kejar Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide Papua yang Tewas Ditembak OPM
12 hari lalu
TNI masih melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan Letda Inf Oktovianus Sogalrey.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I Sebut Istilah OPM Lebih Realistis tapi Berdampak Politis
13 hari lalu
Penyebutan nama OPM bisa berdampak negatif lantaran kurang menguntungkan bagi Indonesia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaSetelah Kebakaran SD Inpres, Polisi Sebut Ada Percobaan Pembakaran SD Negeri di Yahukimo
14 Maret 2023
Arief Kristanto mengatakan ada percobaan pembakaran terhadap SD Negeri Dekai, Jalan Seredala, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua.
Baca SelengkapnyaSusi Pudjiastuti Soal Insiden Susi Air: Pilot Disandera OPM hingga Penerbangan Tertunda
1 Maret 2023
Susi Pudjiastuti buka suara soal insiden pembakaran pesawat Susi Air di Papua, mulai dari pilot yang disandera OPM hingga penerbang yang tertunda.
Baca SelengkapnyaSusi Air Akan Beberkan Perkembangan Terakhir Pencarian Pilotnya yang Disandera KKB di Papua
1 Maret 2023
Maskapai penerbangan milik Susi Pudjiastuti, PT ASI Pudjiastuti Aviation (Susi Air), akan menggelar jumpa pers hari ini. Apa yang akan diumumkan?
Baca SelengkapnyaPesawat Susi Air Dibajak dan Dibakar, Penerbangan di Zona Merah Sebaiknya Dilakukan Militer?
11 Februari 2023
Pengamat transportasi mengatakan penerbangan di zona merah sebaiknya dilakukan militer agar mencegak pembajakan yang terjadi pada pesawat Susi Air.
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI Korban Serangan TPNPB - OPM di Nduga Bertambah 1 Orang
27 Maret 2022
Prajurit TNI korban serangan TPNPB-OPM di Nduga, Papua, pada Sabtu kemarin menjadi 2 orang.
Baca SelengkapnyaTPNPB-OPM Akui Serang Bandara Kiwi yang Tewaskan 1 Anggota TNI
21 September 2021
Baku tembak antara TPNPB-OPM dengan TNI kali ini menewaskan satu anggota TNI.
Baca SelengkapnyaTNI Jamin Keamanan Warga di Papua Usai TPNPB-OPM Serukan Perang
21 September 2021
Pangdam Cenderawasih mengatakan seruan TPNPB-OPM tentang perang dan penyerangan ke warga non Papua tak banyak berpengaruh ke masyarakat.
Baca Selengkapnya