TEMPO Interaktif, Subang - Pemerintah Kabupaten Subang, Jawa Barat, kembali akan memberangkatkan 10 tamatan SLTA terbaik untuk mengenyam beasiswa pendidikan sarjana S-1 berbagai bidang disiplin ilmu di Jerman.
"Sesuai jadwal, mereka akan kami berangkatkan pada 15 Desember mendatang," kata Dedi Supriadi, Kepala Seksi Kurikulum SLTA Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, saat dihubungi Tempo, Senin pagi, 5 Desember 2011.
Saat ini, kata Dedi, ke-10 pelajar tersebut sedang mengikuti karantina di bawah pengawasan Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung. "Sekarang sudah memasuki periode akhir," ujar Dedi.
Selama mengikuti karantina, para pelajar teladan tersebut mempelajari bahasa, budaya, kondisi wilayah, dan karakteristik orang Jerman. "Supaya begitu mereka datang di sana, langsung familiar dengan keadaan di sana," tutur Dedi. "Selanjutnya mereka bisa dengan mudah mengadaptasi dan menyerap ilmu pengetahuan yang akan ditimbanya selama studi di Jerman."
Bidang pendidikan yang diprogramkan dalam proyek beasiswa yang didanai APBD Subang sebesar Rp 2 miliar per tahun tersebut kebanyakan bidang studi teknologi informasi. "Sebab, kita memang lemah dalam bidang ilmu pengetahuan yang pertumbuhannya sangat cepat itu," kata Wakil Bupati Ojang Sohandi.
Ojang menyebutkan, proyek beasiswa Jerman yang memasuki tahun kedua itu akan mampu melahirkan para sarjana yang mumpuni di bidangnya masing-masing. "Kelak jika sudah selesai dan mengabdikan diri di jajaran pemerintahan daerah, diyakini akan mampu mewarnai percepatan pembangunan di Subang. Saya optimistis," imbuh Ojang.
Satibi, anggota DPRD Kabupaten Subang, mengaku terus memantau perkembangan program beasiswa Jerman tersebut. "Output dari peserta beasiswa tersebut harus bisa menyumbangkan kemampuannya untuk kemajuan Subang pada masa datang," katanya. Ia mendukung dana program beasiswa Jerman itu ditambah. Tapi ia tak menyebutkan nilai tambahannya.
NANANG SUTISNA
Berita terkait
Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak
15 jam lalu
Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaMayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan
17 jam lalu
Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.
Baca SelengkapnyaKisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda
1 hari lalu
Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.
Baca SelengkapnyaMakna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda
1 hari lalu
Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani
Baca SelengkapnyaKPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya
1 hari lalu
Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.
Baca SelengkapnyaPolitikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay
1 hari lalu
Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.
Baca SelengkapnyaUSAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus
6 hari lalu
Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah
Baca SelengkapnyaGibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah
6 hari lalu
Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.
Baca SelengkapnyaKPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal
6 hari lalu
Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia
12 hari lalu
Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.
Baca Selengkapnya