Pemerintah Diminta Kurangi TNI dan Polisi di Papua
Reporter
Editor
Kamis, 17 November 2011 13:14 WIB
TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sidang tahunan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) memberikan pernyataan keras tentang kondisi keamanan di Papua. Mereka minta pemerintah menghentikan kekerasan di Papua dan lebih mengutamakan dialog dengan masyarakat Papua.
Butir seruan lain dari pertemuan para pemimpin tertinggi agama Katolik di daerah ini adalah mengurangi pasukan keamanan TNI dan polisi dari Papua karena dinilai justru meresahkan masyarakat. "Pasukan terlalu banyak sehingga sikap dan perilaku mereka lebih sering meresahkan masyarakat," kata Ketua Komisi Hubungan Antar Agama KWI, Antonius Benny Susetyo, kepada Tempo, Kamis, 17 November 2011.
Ditambah lagi, kata Romo Benny, pasukan keamanan yang dikirim ke Papua belum memiliki kematangan psikologis sehingga begitu tiba di bumi Papua mereka tidak bisa menyatu dengan masyarakat.
Selain menarik pasukan, pimpinan gereja Katolik juga menyerukan agar pemerintah mempertemukan masyarakat Papua, tokoh adat, dan Organisasi Papua Merdeka, baik yang di dalam maupun di luar negeri.
Setelah bersidang selama seminggu para uskup dari 37 keuskupan (pemimpin wilayah tertinggi agama Katolik) ini rencananya akan melakukan konferensi pers pada pukul 12.30 di Jalan Cut Mutia No 10 Jakarta. Inilah pertama kalinya gereja Katolik bersikap keras tentang Papua.
Seperti diketahui, situasi keamanan di Papua memanas dalam beberapa minggu terakhir. Memanasnya situasi ini mengakibatkan masyarakat sipil dan Kapolres tewas.